Duduk Problem Dasar Pada Pompa Industri Dan Basic Maintenance Pada Pompa Ebara



Centering Pompa EBARA


Permasalahan dasar pompa sanggup diselidiki sejak permulaan, yakni di saat pompa di-install. Ketika menjalankan alignment pompa dengan motor listrik (jenis kopling), proses ini mesti dijalankan secara sempurna dan presisi. Agar alignment berlangsung dengan baik dan tepat, proses alignment yang canggih di sekarang ini dijalankan dengan aplikasi laser. 

Proses alignment yang tidak sempurna atau alignment dengan manual sanggup berakibat vibrasi yang mempunyai potensi membuat failure pada elemen yang men-support penyatuan pompa dan motor listrik. Alignment secara manual tidak sanggup mendeteksi low frequency vibration yang mempunyai potensi kerusakan pada metode pemompaan. 

Vibrasi inilah yang membuat bearing yang pecah atau mechanical seal yang bocor pada pompa. Umur maintenance yang normalnya dijalankan selama sekitar setahun pada bearing dan mechanical seal sanggup menjadi lebih pendek sekitar beberapa bulan saja bila proses alignment tidak sempurna atau lantaran alignment dijalankan secara manual. Untuk pendeteksian vibrasi pada pompa, vibrasi sanggup diukur dengan vibration data collector, alat yang mendeteksi dan mengukur vibrasi pompa pada aneka macam frekuensi.

Permasalahan dasar pompa lainnya, misalkan bila alignment telah dijalankan dengan sempurna atau benar, merupakan permasalahan yang sifatnya operasional. Permasalahan operasional merupakan dimana di saat ada gangguan pada fluida yang membuat penyimpangan properties-nya sehingga berada di luar spesifikasi pompa. 

Gangguan ini contohnya merupakan pergeseran viskositas fluida atau pergeseran temperatur fluida. Pada permasalahan operasional ini, engineer wajib menjalankan inspeksi atau pengawasan kepada tampilan pompa dengan meninjaunya eksklusif di lapangan atau menyaksikan data log-nya bila ada. Pengawasan atau inspeksi juga sanggup menyediakan wawasan bagi engineer agar sanggup menjalankan planned maintenance pada pompa ke depannya.



Secara umum, bila terjadi permasalahan pada pompa, elemen yang berurusan pada mulanya merupakan mechanical seal atau bearing. Maintenance yang mesti dijalankan merupakan dengan mengubah elemen tersebut. Jika maintenance elemen tersebut dijalankan terlalu cepat sanggup disangka bahwa alignment pompa di saat di-install tidak berlangsung dengan tepat. 

Keterlambatan penggantian bearing sanggup mempunyai potensi menghancurkan shaft pompa sedangkan keterlambatan penggantian mechanical seal sanggup membuat kebocoran. Pada suasana terbalik, bila kita mendapati mechanical seal atau bearing rusak dan mesti diganti, faktor penyebab yang lain merupakan kavitasi. 

Peristiwa ini terjadi bila memang design pompa sesuai dengan properties fluida disebabkan oleh permasalahan spesifikasi head pompa yang menurun atau head statik yang meningkat. Spesifikasi head pompa sanggup menurun akhir umur pompa yang telah renta sedangkan head statik sanggup meingkat bila level fluida pada suction pompa tidak dikontrol. Kavitasi merupakan pembentukan gelembung yang terdapat di dalam pompa. 

Gelembung terbentuk akhir tekanan statik pompa lebih rendah dibanding tekanan uap fluida pada temperatur tersebut. Efek kavitasi sanggup berakibat pompa terbakar lantaran kian meningkatnya head statik selaku tahanan metode maka debit akan menyusut dan sanggup turun sampai nol. Debit nol pada pompa ini yang membuat pompa terbakar. Untuk menangani kavitasi ini, faktor design yang mesti diamati merupakan nilai NPSH mesti lebih tinggi ketimbang nilai NPSH yang dikehendaki untuk menyingkir dari kavitasi (NPSH required)