Cara Menangani Konsleting Listrik

Apa itu keadaan Konsleting Listrik?

Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa dari kebakaran yang tidak disengaja di perumahan, gedung-gedung domestik, komersial dan industri. Ini terjadi di saat keadaan asing terjadi di rangkaian listrik menyerupai arus berlebih, kegagalan isolasi, kontak manusia, tegangan lebih, dll. Dalam postingan ini beberapa konsleting dan sistem pencegahan keistimewaan tegangan dibahas.

Pencegahan Konsleting listrik

Koneksi Listrik yang Benar

100% api berasal dari konsleting listrik alasannya merupakan wawasan yang buruk mengenai kelistrikan atau kecerobohannya. Sebagian besar tukang listrik mencar ilmu dengan menjadi pembantu bagi yang terlatih dan kurang mendapat wangsit dasar listrik.

Dalam aplikasi domestik untuk supply 3 phase 4 wire, listrik menggunakan variasi 4 MCB yang disebut TPN bukan variasi 3 MCB. Ini merupakan akar penyebab kebakaran yang berasal dari urusan listrik. Kaprikornus jangan pernah biarkan netral melalui sakelar.

 Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa  dari kebakaran yang tidak disengaja di per Cara Mengatasi Konsleting Listrik

Nah, argumentasi mengapa 3 tipe MCB merupakan yang terbaik diterangkan di bawah ini. Untuk TPN (tiga kutub plus Netral) 3 merupakan MCB yang sanggup trip melampaui arus pengenal dan yang ke-4 hanyalah sakelar untuk netral. Tidak mencicipi arus apa pun.

Untuk argumentasi apa pun seandainya netral diputuskan di ujung rumah di TPN, phase yang kurang diangkut sanggup mengalami kenaikan tegangan hingga 50% plus atau lebih. Ini mempunyai arti bahwa beban phase tunggal akan menjadi sekitar 350 volt ketimbang 220 volt.

Banyak gadget akan terbakar dalam waktu singkat dan benda-benda menyerupai lampu tabung dengan iron choke sanggup terbakar. Bayangkan, seseorang tidak di rumah dikala itu dan ada lemari busana di dekatnya! Ini merupakan salah satu argumentasi utama terjadinya kebakaran. Situasinya juga sama dengan 3 MCB jika netral dilonggarkan instalasi 3 phase atau membiarkan netral menjadi longgar.

 Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa  dari kebakaran yang tidak disengaja di per Cara Mengatasi Konsleting Listrik

Mari kita hitung secara matematis. Satu lampu 100 watt dalam satu phase ke netral dan 10 watt yang lain terhubung dari phase lain ke netral. Asumsikan keduanya mendapat 220 RMS dari  sebanding 3 phase. Sekarang mari kita lepaskan netral.

Kaprikornus kedua lampu berada secara seri melintasi phase ke phase yakni menghadapi tegangan 220 X √3 = 381 volt. Sekarang hitung drop tegangan di setiap lampu sementara satu resistansi merupakan 484 dan yang yang lain merupakan 4840.

Sekarang I=381/(484+4840) atau I=381/5324 atau I= 0.071. Sekarang V dihadapkan oleh lampu 100 watt = IR = 34 Volts dan V dihadapkan oleh lampu 10 watt = 340 Volt. I belum memikirkan ketahanan hambar lampu yang 10 kali lebih kecil dari ketahanan panas (artinya sambil bersinar). Jika itu diperhitungkan lampu 10 watt akan gagal dalam hitungan detik.

Proteksi Konsleting pada Catu Daya Sistem Tertanam

Sering terlihat bahwa di saat menyalakan rangkaian yang gres dipasang, potongan catu daya itu sendiri menyebarkan beberapa kesalahan mungkin alasannya merupakan beberapa konsleting. Rangkaian yang dikembangkan di bawah menetralisir urusan itu dengan mengisolasi potongan yang disematkan ke potongan bantu lainnya.

Jadi, jika kesalahan terletak pada potongan itu, potongan yang disematkan tetap tidak terpengaruh. Bagian tertanam berisikan mikrokontroler menawan daya 5 Volt dari A, sedangkan sisanya dari rangkaian menawan dari B.

 Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa  dari kebakaran yang tidak disengaja di per Cara Mengatasi Konsleting Listrik

Beberapa amperemeter, voltmeter, dan sakelar push button dipakai dalam rangkaian untuk menerima hasil dalam rangkaian uji dalam simulasi. Secara real time penggunaan meter menyerupai itu tidak diperlukan. Q1 merupakan transistor switching powering utama ke potongan bantu dari B.

Beban ditampilkan selaku beban 100R dan sakelar uji dalam bentuk push button dipakai untuk menilik fungsi rangkaian. Transistor BD140 atau SK100 dan BC547 dipakai untuk menurunkan output sekunder sekitar 5V B dari supply 5V utama A.

Ketika output 5V DC dari regulator IC 7805 tersedia, transistor BC547 berlangsung lewat resistor R1 dan R3 dan LED1. Sebagai akibatnya, transistor SK100 berlangsung dan output 5V DC konslet timbul di terminal B.

LED hijau (D2) menyala untuk menampilkan hal yang sama, sedangkan LED merah (D1) tetap mati alasannya merupakan adanya tegangan yang serupa di kedua ujungnya. Ketika terminal B konslet, BC547 terputus alasannya merupakan grounding dari basisnya. Akibatnya, SK100 juga terputus.

Kaprikornus selama konsleting, LED hijau (D2) mati dan LED merah (D1) menyala. Kapasitor C2 dan C3 pada output 5V utama A menyerap fluktuasi tegangan yang terjadi akhir konsleting pada B, memutuskan bebas gangguan A.

Desain rangkaian didasarkan pada hubungan yang diberikan di bawah ini: RB = (HFE X Vs)/(1.3 X IL) di mana, RB = Resistansi basis dari transistor SK100 dan BC547 HFE = 200 untuk SK100 dan 350 untuk BC547 Switching Volts Vs = 5V 1.3 = Faktor keselamatan IL = Arus transistor Collector-emitter.

Pasang rangkaian pada PCB untuk kebutuhan biasa dan pasang di kawasan yang tepat kabinet. Hubungkan terminal A dan B pada panel depan kabinet. Juga sambungkan kabel daya listrik untuk memberi makan 230V AC ke transformator. Hubungkan D1 dan D2 untuk indikasi visual.

Indikator Konsleting Bersama dengan Catu Daya Teratur

Catu daya yang dikelola merupakan patokan terpenting untuk pengoperasian banyak peranti elektronik yang memerlukan catu daya DC konstan untuk operasinya. Sistem menyerupai laptop atau ponsel atau komputer memerlukan supply DC yang dikelola untuk melaksanakan rangkaiannya.

Salah satu cara untuk menawarkan supply DC merupakan menggunakan baterai. Namun halangan dasarnya merupakan waktu baterai yang terbatas. Cara lain merupakan menggunakan konverter AC-DC.

Biasanya konverter AC-DC berisikan potongan penyearah, yang berisikan dioda dan menciptakan sinyal DC yang berdenyut. Sinyal DC berdenyut ini disaring menggunakan kapasitor untuk menetralisir riak dan kemudian sinyal yang disaring ini dikelola menggunakan IC regulator.

 Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa  dari kebakaran yang tidak disengaja di per Cara Mengatasi Konsleting Listrik

Rangkaian catu daya 12 volt dengan indikasi konsleting sudah dirancang. Berikut ini merupakan power supply dingklik kerja 12 volt untuk menguji prototipe. Ini menampilkan 12 volt DC yang dikelola dengan baik untuk menggerakkan dominan rangkaian dan juga untuk perakitan papan rangkaian.

Rangkaian suplemen pada indikasi konsleting juga ditambahkan untuk mendeteksi konsleting pada prototipe jika ada. Ini menolong untuk mematikan catu daya secepatnya untuk meminimalkan komponen.

Ini berisi komponen-komponen berikut:
  • Trafo 500mA untuk menurunkan tegangan AC.
  • IC regulator 7812 menawarkan output yang dikelola 12V.
  • Bel untuk mengindikasikan konsleting.
  • 3 Dioda- 2 membentuk potongan dari penyearah gelombang sarat dan satu untuk menghambat arus lewat Resistor.
  • Dua Transistor untuk memasok arus ke bel.
 Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa  dari kebakaran yang tidak disengaja di per Cara Mengatasi Konsleting Listrik

Transformator 14-0-14, 500 mili ampere dipakai untuk mengecilkan AC 230 volt. Dioda D1 dan D2 merupakan penyearah dan C1 merupakan kapasitor smoothing untuk menciptakan DC bebas riak. IC1 merupakan regulator tegangan faktual 7812 untuk menampilkan output 12 volt yang diatur.

Kapasitor C2 dan C3 mengurangi transien dalam catu daya. Dari output IC1, 12 volt DC yang dikelola akan tersedia. Indikator konsleting dibangun menggunakan dua transistor NPN T1 dan T2 dengan buzzer, dioda dan dua resistor R1 dan R2.

Dalam operasi normal, sinyal AC diturunkan menggunakan transformator. Dioda memperbaiki sinyal AC, yakni menciptakan sinyal DC berpulsa, yang disaring oleh kapasitor C1 untuk meniadakan filter dan sinyal yang difilter ini dikelola menggunakan LM7812.

Ketika arus melalui rangkaian, transistor T2 mendapat tegangan yang cukup di dasarnya untuk dinyalakan dan transistor T1 terhubung ke ground mempunyai potensi dan karenanya dalam keadaan off dan bel mati.

Ketika ada konsleting pada output, dioda mulai berlangsung arus lewat R2 turun dan T2 dimatikan. Hal ini memungkinkan T1 untuk berlangsung dan bel berbunyi, sehingga menampilkan terjadinya konsleting.

Perlindungan Tegangan Lebih (over-load voltage)

Tegangan lebih alasannya merupakan lonjakan atau penerangan memunculkan kegagalan isolasi yang pada gilirannya memunculkan konsekuensi yang parah.

Ada 2 cara sokongan Tegangan Lebih

  • Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan selama pembangunan gedung dan instalasi listrik. Hal ini dijalankan dengan memutuskan bahwa perlengkapan listrik dengan peringkat tegangan yang berlainan diposisikan secara terpisah. Phase individu juga sanggup dibagi sesuai dengan fungsinya untuk menyingkir dari gangguan phase.
  • Dengan menggunakan komponen atau rangkaian perlindungan tegangan lebih: rangkaian ini biasanya memadamkan tegangan berlebih , yakni memunculkan konsleting pada mereka sebelum meraih perlengkapan listrik. Mereka mesti mempunyai respons yang cepat dan daya dukung arus yang tinggi.

Protektor Tegangan Berlebih

 Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa  dari kebakaran yang tidak disengaja di per Cara Mengatasi Konsleting Listrik

Tegangan berlebih merupakan tegangan sungguh tinggi yang lazimnya di atas peringkat tegangan yang diputuskan pada perangkat listrik dan elektronik dan sanggup memunculkan gangguan total pada isolasi perangkat (dari ground atau komponen pembawa tegangan lainnya) dan dengan demikian menghancurkan perangkat.

Tegangan berlebih ini terjadi alasannya merupakan faktor-faktor menyerupai petir, pelepasan listrik, transien, dan sakelar yang rusak. Untuk mengendalikan ini, rangkaian perlindungan tegangan berlebih diperlukan.

Merancang Rangkaian Protektor Tegangan sederhana

Berikut ini merupakan rangkaian pelindung tegangan sederhana yang memecah daya ke beban jika tegangan naik di atas tingkat yang sudah ditetapkan. Daya akan dipulihkan cuma jika tegangan turun ke level normal. Jenis rangkaian ini dipakai dalam stabilisator tegangan selaku sokongan beban berlebih.

Rangkaian ini menggunakan komponen-komponen berikut:

Cara Kerja dari Sistem Protektor

Setiap kenaikan tegangan pada Primer transformator (karena tegangan listrik meningkat) akan merefleksikan kenaikan tegangan yang sesuai pada sekundernya juga. Prinsip ini dipakai dalam rangkaian untuk menyebabkan relai.

Ketika tegangan input ke primer transformator (sekitar 230 volt), dioda Zener akan keluar dari konduksi (seperti yang dikelola oleh VR1) dan relai akan berada dalam keadaan de-energized. Muatan akan mendapat daya lewat kontak Relai dan NC yang umum. Dalam keadaan ini, LED akan mati.

Ketika tegangan meningkat, dioda Zener berlangsung dan relai akan diaktifkan. Ini memecah catu daya ke beban. LED menampilkan status aktivasi relai. Kapasitor C1 bertindak selaku penyangga di dasar T1 untuk kelangsungan kerja T1 untuk menangkal relai mengklik selama aktivasi / penonaktifannya.

 Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa  dari kebakaran yang tidak disengaja di per Cara Mengatasi Konsleting Listrik

Beban terhubung lewat Common dan NC (Normally Connected) dari relai menyerupai yang ditunjukkan pada diagram. Netral mesti eksklusif menuju ke beban.

Sebelum menghubungkan beban, sesuaikan VR1 dengan perlahan hingga LED mati dengan estimasi tegangan susukan antara 220-230 volt. Jika perlu, periksa tegangan susukan menggunakan voltmeter AC. Rangkaian siap digunakan. Sekarang hubungkan beban.

Ketika tegangan meningkat, dioda Zener akan berlangsung dan mengaktifkan relai. Ketika tegangan susukan kembali normal, lagi beban akan mendapat daya. Rangkaian lain untuk sokongan tegangan lebih dibahas di bawah ini yang juga melindungi beban listrik kepada tegangan lonjakan.

 Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa  dari kebakaran yang tidak disengaja di per Cara Mengatasi Konsleting Listrik

Kadang-kadang kebetulan bahwa output catu daya bench tetap tidak lagi dikendalikan alasannya merupakan cacat dan senantiasa meledak berbahaya. Dengan demikian, setiap beban yang terhubung dengan itu akan menjadi rusak dalam waktu singkat. Rangkaian ini menampilkan sokongan sarat untuk suasana itu. MOSFET merupakan seri dengan beban.

Gerbangnya mendapat pencetus senantiasa memunculkan drain dan source tetap dalam konduksi selama IC1 mengendalikan tegangan pada pin 1 di bawah tegangan rujukan internal. Dalam hal tegangan lebih tinggi, tegangan pada pin no1 dari IC1 berada di atas tegangan rujukan dan yang mematikan pencabutan MOSFET dari pencetus gerbang-nya untuk memunculkan drain dan source terbuka, untuk menetapkan daya ke rangkaian beban.

Indikator Peringatan Kegagalan Catu Daya di Rangkaian

 Konsleting listrik merupakan penyebab paling biasa  dari kebakaran yang tidak disengaja di per Cara Mengatasi Konsleting Listrik

Sementara supply listrik tersedia, untuk menguji rangkaian, suatu sakelar dipakai untuk menawarkan daya ke transformator. Q1 tidak berlangsung selaku base dan emitter pada potensi yang serupa lewat D1 dan D2 dari DC yang dikembangkan oleh penyearah jembatan.

Waktu itu kapasitor C1 dan C2 sanggup dibebankan ke tegangan DC sehingga diturunkan. Sementara supply gagal, arus supply emitter C1 ke dasar Q1 hingga R1. Hal ini memunculkan kapasitor C1 dikeluarkan lewat collector emitter Q1 yang dijalankan lewat bel. Suara singkat dihasilkan setiap kali supply utama gagal hingga C1 habis sepenuhnya.