Gabungan Penguat (Amplifier) Dan Transformator

Karakteristik utama dari sinyal merupakan tegangan dan frekuensi. Jika sinyal memiliki kisaran tegangan yang cukup, maka kita sanggup mengantarkan informasi sampai jarak tertentu dan dipakai untuk kebutuhan komunikasi. Di sini konsep yang memukau merupakan amplifier (penguat).

Sebuah amplifier menguatkan tegangan atau mengembangkan nilai tegangan. Perancangan amplifier sanggup dijalankan dengan beberapa cara. Beberapa dari mereka merupakan transistor berbasis amplifier; Resistor & kapasitor berbasis amplifier, transformator berbasis amplifier, dll.

Untuk mendorong lebih banyak output maka amplifier bertingkat diperkenalkan. Dalam multistage-amplifier ini, cascading amplifier sanggup dijalankan lewat kapasitor, transformator, Induktor, dll.

Masalah dengan amplifier ditambah RC apakah itu memiliki gain tegangan rendah, gain daya, impedansi input rendah, dan impedansi output tinggi. Karena kelemahan ini, amplifier trafo yang digabungkan digunakan.

Menggabungkan trafo dengan cara cascading pada satu tahap, impedansi input akan tinggi dan impedansi output akan di bawah. Pada selesai postingan ini, kita akan mengerti istilah-istilah menyerupai apa yang merupakan campuran amplifier-transformator, diagram rangkaiannya, prinsip Kerja, aplikasi, keistimewaan & kekurangan.

Apa itu Gabungan Penguat (Amplifier) Transformator?

Amplifier ini berada di bawah klasifikasi multistage amplifier. Pada jenis amplifier ini satu tahap amplifier terhubung ke amplifier tahap kedua dengan menyambungkan “transformator”. Karena kita sanggup meraih kesetaraan impedansi lewat transformator.

Impedansi dari dua tahap sanggup disamakan jika setiap tahap memiliki nilai impedansi rendah atau tinggi oleh transformator. Jadi, peningkatan tegangan dan penguatan daya juga meningkat. Amplifier ini lebih disenangi saat beban kecil dan dipakai untuk kebutuhan penguatan daya.

Alasan di balik lebih menegaskan transformator dalam amplifier adalah, mereka mengobrol impedansi yang serupa (pencocokan impedansi dengan beban dimungkinkan) lewat belitan primer dan sekunder dari dua transformator yang dipakai dalam amplifier.

P1, P2, dan B1, B2 merupakan belitan primer dan sekunder dari transformator. Coil primer dan impedansi belitan sekunder terkait dengan B2 = B1*(P2/P1)^2. Menurut rumus ini, kedua impedansi coil transformator terkait satu sama lain.

Diagram Rangkaian Gabungan Amplifier dan Transformator

Diagram di atas menampilkan diagram rangkaian campuran penguat (amplifier) transformator. Dalam diagram rangkaian, output satu tahap terhubung selaku input ke amplifier tahap kedua lewat transformator kopling.

Dalam amplifier kopling RC, cascading amplifier tahap pertama & kedua sanggup dijalankan lewat kapasitor kopling. Transformator kopling merupakan T1 & belitan primer dan sekundernya merupakan P1 dan P2. Demikian pula, transformator sekunder T2 yang memiliki belitan primer p1 dan belitan sekunder ditunjukkan oleh p2.

Karakteristik utama dari sinyal merupakan tegangan dan frekuensi Gabungan Penguat (Amplifier) dan Transformator
  • Resistor R1 & R2 mengobrol biasing dan stabilisasi untuk rangkaian.
  • Cin mengisolasi DC dan cuma memungkinkan elemen AC dari sinyal input ke rangkaian.
  • Kapasitor emitor menawarkan jalur reaktansi rendah ke sinyal dan mengobrol stabilitas ke rangkaian.
  • Tahap pertama dari output terhubung selaku input ke tahap kedua lewat gulungan sekunder (p2) dari transformator utama.

Prinsip Kerja Gabungan Penguat (Amplifier) dan Transformator

Prinsip kerja dan pengoperasian campuran amplifier transformator akan dibahas dalam segmen ini. Di sini, sinyal input dipraktekkan ke base transistor pertama. Jika sinyal input memiliki sinyal DC maka elemen sanggup dihilangkan oleh kapasitor input Cin.

Ketika sinyal dipraktekkan ke transistor maka itu menguatkan & meneruskan ke terminal kolektor. Di sini output yang diperkuat ini dihubungkan selaku input ke tahap kedua dari campuran amplifier transformator lewat belitan sekunder (p2) dari trafo kopling.

Kemudian, tegangan yang diperkuat ini dipraktekkan ke terminal base dari transistor kedua dari tahap sekunder dari campuran amplifier dan transformator. Trafo memiliki sifat pencocokan impedansi.

Dengan sifat ini, resistansi rendah satu tahap sanggup tercermin selaku resistansi beban tinggi ke tahap sebelumnya. Oleh alasannya merupakan itu tegangan pada belitan primer sanggup diteruskan sesuai dengan rasio belitan sekunder transformator.

Respon Frekuensi dari Gabungan Amplifier dan Transformator

Respons frekuensi amplifier memungkinkan kita untuk menganalisis gain output dan respons fase untuk frekuensi tertentu atau pada rentang frekuensi yang luas. Respon frekuensi dari setiap rangkaian elektronik menampilkan gain yaitu, berapa banyak output yang kita dapatkan untuk sinyal input. Di sini, respons frekuensi dari campuran amplifier transformator ditunjukkan pada gambar berikut.

Karakteristik utama dari sinyal merupakan tegangan dan frekuensi Gabungan Penguat (Amplifier) dan Transformator

Ini mengobrol karakteristik respons frekuensi rendah ketimbang amplifier yang ditambah RC. Dan juga campuran amplifier transformator mengobrol gain konstan pada rentang frekuensi yang kecil.

Pada frekuensi rendah, alasannya merupakan reaktansi p1 transformator primer, gain berkurang. Pada frekuensi yang lebih tinggi, kapasitansi antara belitan transformator akan bertindak selaku kondensor dan ini meminimalkan tegangan output dan ini menyebabkan penurunan dalam gain.

Aplikasi campuran Amplifier-Transformator

  • Paling sanggup dipraktekkan dalam tata cara daerah untuk mencocokkan tingkat impedansi.
  • Berlaku di rangkaian untuk mentransfer daya maksimum ke perangkat output menyerupai speaker.
  • Untuk kebutuhan penguatan daya, amplifier yang ditambah transfer ini lebih disukai

Kelebihan campuran Amplifier-Transformator Coupled

  • Ini Memberikan laba yang lebih tinggi ketimbang amplifier yang ditambah RC. Ini mengobrol 10 sampai 20 kali nilai gain lebih tinggi dari amplifier RC coupled.
  • Keuntungan paling besar merupakan ia memiliki fitur pencocokan impedansi yang sanggup dijalankan oleh rasio belok transformator. Jadi, impedansi satu tahap lebih rendah sanggup diubahsuaikan dengan impedansi tinggi dari penguat tahap berikutnya.
  • Resistor pengumpul dan resistor base tidak kehilangan daya.

Kekurangan campuran Amplifier Transformator Coupled

  • Ia mengobrol respons frekuensi yang jelek ketimbang amplifier yang ditambah RC, sehingga penguatannya beraneka ragam sesuai dengan frekuensinya.
  • Dalam teknik ini, kopling sanggup dijalankan dengan menggunakan transformator. Kaprikornus terlihat besar dan mahal untuk frekuensi audio.
  • Akan ada distorsi frekuensi pada sinyal ucapan, sinyal audio, musik, dll.
Gabungan amplifier-transformator mengobrol gain tinggi dan memperkuat sinyal input. Tetapi untuk mendapat output lebih dari jenis amplifier ini maka kita sanggup menggunakan power amplifier.

Power amplifier lebih disenangi untuk mengobrol lebih banyak daya ke beban menyerupai speaker. Dan rentang amplitudo input power amplifier lebih tinggi dari tegangan amplifier. Dan juga pada power amplifier, arus pengumpul sungguh tinggi (lebih dari 100mA).

Power Amplifier diklasifikasikan sebagai
Semua jenis Power Amplifier (penguat daya) yang berlainan ini dikategorikan menurut mode operasi dan status anutan arus pengumpul sesuai dengan sudut konduksi sinyal input. Power Kelas A mudah dirancang dan transistor dalam keadaan ON untuk siklus input lengkap. Jadi, ia mengobrol respons frekuensi tinggi.

Tetapi salah satu kekurangannya merupakan efisiensinya yang buruk. Ini sanggup dituntaskan dengan menyambungkan suatu transformator ke power amplifier kelas A. Kemudian itu disebut penguat daya transformator-coupled class A. Diagram rangkaian di bawah ini menampilkan amplifier kelas A ditambah dengan trafo.

Jadi, ini semua wacana campuran (coupled) amplifier-transformator. Ini memiliki faedah untuk mengembangkan level tegangan dan power amplifier memiliki faedah untuk menggerakkan lebih banyak daya ke beban. Dan ini sanggup ditingkatkan dengan banyak sekali teknik kopling menyerupai menerapkan kapasitor kopling, transformator antara penguat satu tahap ke penguat tahap berikutnya.

Jika kopling sanggup dijalankan lewat transformator maka kita sanggup meraih pencocokan impedansi antara input ke output. Dan kita sanggup mendapat efisiensi lebih dari teknik kopling tetap.