Rangkaian osilator Armstrong sanggup dibangun dari transistor, Op-amp, tabung, atau perangkat aktif (penguat) lainnya. Secara umum, osilator berisikan tiga bab dasar:
- Penguat Ini biasanya akan menjadi penguat tegangan dan mungkin bias di penguat kelas A, kelas B atau kelas C.
- Jaringan pembentuk gelombang Ini berisikan komponen pasif seumpama rangkaian filter yang bertanggung jawab atas pembentukan gelombang dan frekuensi gelombang yang dihasilkan.
- Jalur umpan balik POSITIF Bagian dari sinyal output diumpankan kembali ke input penguat sedemikian rupa sehingga sinyal umpan balik dibentuk kembali dan diperkuat kembali. Sinyal ini sekali lagi diumpankan kembali untuk menjaga sinyal output konstan tanpa perlu sinyal input eksternal.
- Osilasi mesti dijalankan pada satu frekuensi tertentu. Frekuensi osilasi f diputuskan oleh rangkaian tangki (L dan C) dan kira-kira diberikan sebagai
- Amplitudo osilasi mesti konstan.
Rangkaian Osilator Armstrong dan Prinsip Kerjanya
Osilator Armstrong digunakan untuk menciptakan output gelombang sinusoidal dengan amplitudo konstan dan frekuensi yang cukup konstan dalam rentang RF yang diberikan. Ini biasanya digunakan selaku osilator setempat pada penerima, sanggup digunakan selaku sumber dalam generator sinyal dan selaku osilator frekuensi radio dalam rentang frekuensi menengah dan tinggi.Identifikasi karakteristik Osilator Armstrong
- Ini menggunakan rangkaian LC disetel untuk menetapkan frekuensi osilasi.
- Umpan balik dijalankan dengan kopling induktif timbal-balik antara coil pengingat dan rangkaian yang disetel LC.
- Frekuensinya cukup stabil, dan amplitudo output relatif konstan.
Gambar di atas menampilkan rangkaian Armstrong yang khas menggunakan transistor NPN dari transistor BJT. L2 Induktor disebut selaku Trickler Coil, ini akan menampilkan umpan balik (regenerasi) ke input transistor BJT dengan memadukan dengan L1 secara terpisah.
Beberapa sinyal dalam rangkaian output secara induktif digabungkan ke rangkaian input oleh L2. Rangkaian dasar dari transistor berisi rangkaian tangki yang disetel paralel dengan L1 dan C1. Rangkaian tangki ini menyeleksi frekuensi osilasi dari rangkaian osilator.
Di sini C1 yakni variabel Kapasitor untuk merubah frekuensi osilasi. Resistor Rb menampilkan musuh = r jumlah arus bias yang benar. Arus bias DC mengalir dari ground ke emitor lewat Re, keluar dari base, lewat Rb dan kemudian kembali ke positif.
Nilai Rb dan Re menyeleksi jumlah arus bias (umumnya Rb> Re). Resistor Re menampilkan stabilisasi emitor untuk menangkal pelarian panas dan kapasitor CE yakni kapasitor pintas emitor.
Dari rangkaian-gambar (a) di atas, jumlah arus bias DC diputuskan oleh nilai resistor Rb. Kapasitor C seri dengan base (B) yakni kapasitor pemblokiran DC. Ini akan memblokir arus bias DC agar tidak mengalir ke L1 tapi memungkinkan sinyal yang berasal dari L1-C1 untuk lolos ke Base.Fig (b) menampilkan arus DC output emitor-kolektor.
Di sini Transistor dalam bias ke depan dalam rangkaian base emitor-nya. Kemudian, arus emitor-kolektor akan mengalir melaluinya. Makara dari rangkaian di atas gambar (a & b), arus sinyal terjadi dikala rangkaian berosilasi. Makara jikalau osilasi dihentikan, itu memiliki arti dengan membuka tickler coil, maka kita cuma akan memiliki arus DC yang gres saja dijelaskan.
Gambar di atas (b) menampilkan arus output emitor-kolektor DC. Di sini transistor dalam bias ke depan dalam rangkaian base emitor-nya. Kemudian, arus emitor-kolektor akan mengalir melaluinya.
Makara dari rangkaian di atas gambar (a & b), arus sinyal terjadi dikala rangkaian berosilasi. Makara jikalau osilasi dihentikan, itu memiliki arti dengan membuka tickler coil, maka kita cuma akan memiliki arus DC yang gres saja dijelaskan.
Skema di atas menampilkan di mana sinyal akan mengalir di osilator ini. Asumsikan bahwa osilator dimaksudkan untuk menciptakan gelombang sinus pada 1MHz. Ini akan menjadi gelombang sinus yang memvariasikan DC, bukan AC. Karena sebagian besar perangkat aktif tidak berfungsi pada AC.
Ketika osilator Armstrong dihidupkan, L1 dan C1 mulai memproduksi osilasi pada 1MHz. Osilasi ini biasanya akan jatuh alasannya yakni kehilangan di rangkaian tangki (L1 & C1). Tegangan berosilasi di L1 dan C1 ditumpangkan di atas arus bias DC di rangkaian dasar. Makara arus sinyal 1MHz mengalir di rangkaian dasar seumpama yang ditunjukkan di atas (dalam garis hijau).
Di sini arus lewat resistor Re sanggup diabaikan (resistansi kapasitif CE pada 1MHz akan menjadi 1/10 nilai RE). Sekarang, sinyal 1MHz ini di rangkaian dasar membuat sinyal 1MHz di rangkaian pengumpul (aqua blue).
Kapasitor di baterai memotong sinyal di sekeliling supply. Sinyal yang diperkuat mengalir dalam coil pengingat. Tickler coil (L2) secara induktif digabungkan ke L1 dan L3 secara bersamaan. Makara kita sanggup mengambil sinyal output yang diperkuat dari L3.
Kelebihan dan Kekurangan Osilator Armstrong
- Kelebihan utama yakni bahwa, konstruksi osilator tabung tipe Armstrong menggunakan kapasitor tuning di mana satu segi dibumikan. Ini menciptakan frekuensi yang stabil dan bentuk gelombang output yang diperkuat secara stabil.
- Kekurangan utama dari rangkaian osilator Armstrong ini yakni bahwa getaran elektromagnetik yang dihasilkan sanggup mengandung harmonik yang sungguh ringan, yang tidak dikehendaki dalam banyak kasus.
Aplikasi Osilator Armstrong
- Ini digunakan untuk menciptakan sinyal output sinusoidal dengan frekuensi yang sungguh tinggi.
- Ini biasanya digunakan selaku osilator setempat di penerima.
- Ini digunakan dalam komunikasi radio dan seluler.
- Digunakan selaku sumber dalam generator sinyal dan selaku osilator frekuensi radio dalam kisaran frekuensi menengah dan tinggi.