Perbedaan Arus Holding Dan Arus Latching

Komponen Thyristor atau SCR merupakan perangkat semikonduktor daya yang dipakai dalam rangkaian elektronik daya. Mereka melakukan pekerjaan seumpama sakelar bistable dan beroperasi dari nonkonduktor menjadi konduktor. Perancangan thyristor sanggup dijalankan dengan persimpangan 3-PN dan 4 lapisan. Ini meliputi tiga terminal yakni anoda, gerbang, dan katoda.

Thyristor berlainan dengan Transistor. Karena kerugian konduksi on-state dari thyristor lebih rendah & mereka juga memiliki kapasitas penanganan daya tinggi. Sedangkan di transistor, mereka memiliki agresi switching yang hebat, kecepatan switching yang tinggi dan kerugian switching yang rendah.

Artikel ini membahas ikhtisar wacana pemahaman arus holding (menahan) dan arus latching (mengunci) di SCR dan juga perbedaannya.

Arus Holding dan Arus Latching dalam SCR

Perbedaan antara arus holding dan arus latching di SCR utamanya meliputi apa itu arus latching, arus latching di SCR, apa itu arus holding, arus holding di SCR, Karakteristik I-V-nya, rasio arus latching & arus holding dan perbedaan-perbedaannya.

Komponen Thyristor atau SCR merupakan perangkat semikonduktor daya yang dipakai dalam rangk Perbedaan Arus Holding dan Arus Latching

Apa itu Arus Holding?

Arus holding (penahan) untuk perangkat yang berlainan seumpama elektronik, listrik, dan elektromagnetik merupakan jumlah arus terkecil yang mesti mengalir di seluruh rangkaian untuk menjaga status 'ON'. Ini sanggup berharga untuk satu sakelar atau ke perangkat yang lengkap. Contoh terbaik dari arus holding merupakan dalam celah percikan.

Umumnya di rangkaian dasar, setiap kali anutan arus turun di bawah arus holding, maka rangkaian akan berubah 'OFF'. Tetapi, perangkat dan rangkaian yang kompleks sanggup mengandung penundaan yang tidak sama yang terjadi pada waktu saat arus yang mengalir turun di bawah tingkat ini & waktu saat perangkat dimatikan.

Masalah desain dalam sebuah rangkaian merupakan saat anutan arus dipulihkan jikalau perangkat dihidupkan. Ambang ambang batas sanggup didefinisikan selaku arus yang diinginkan untuk mengembalikan rangkaian ke kondisi 'ON', mungkin jauh lebih baik dibandingkan dengan arus holding.

Tapi, di mana pun perangkat dianggap beralih 'ON' untuk restorasi arus & di mana pun rangkaian melakukan pekerjaan pada perbedaan kecil dalam arus, maka itu sanggup menjadi argumentasi untuk berkedip (flicker) saat perangkat siklus ON & OFF.

Jika flicker tidak diperlukan, maka sanggup dikurangi dengan menggunakan Kapasitor atau rangkaian lain. Atau, flicker juga dipakai untuk mengukur insiden kecil seumpama dalam tabung GM (Geiger-Müller).

Apa itu Arus Latching?

Arus latching merupakan jumlah terkecil dari arus anoda, diinginkan untuk menjaga thyristor dalam kondisi ON secepatnya setelah thyristor dinyalakan maka sinyal gerbang sudah terlepas.

Arus ini terhubung dengan proses menyalakan ON. Nilai arus ini merupakan sekitar dua sampai tiga kali lipat dari arus holding. Nilai dari arus holding dan juga arus latching merupakan stabil. Kaprikornus itu tidak tergantung pada besarnya arus gerbang.

Arus Holding dalam SCR

Arus holding dalam thyristor atau SCR sanggup didefinisikan sebagai, jumlah arus terkecil di mana arus anoda mesti turun untuk masuk ke status OFF. Ini berarti, jikalau nilai arus holding merupakan 5 mA, maka arus anoda thyristor mesti bermetamorfosis kurang dari 5 mA untuk menghentikan kinerja.

Arus Latching di SCR

Arus minimum merupakan arus latching SCR dalam penerusan bias yang mesti diraih oleh arus anoda untuk tetap berada dalam mode penerusan konduksi bahkan saat arus gerbang dilepaskan. Jika nilai arus anoda di bawah nilai ini, maka SCR tidak akan menjaga untuk melaksanakan dalam arah maju jikalau arus gerbang dilepaskan.

Namun saat arus anoda bermetamorfosis lebih besar dari arus penguncian, maka terminal gerbang kehilangan kekuatannya & itu mungkin terlepas. Akhirnya, SCR akan melanjutkan untuk melakukan.

Karakteristik Arus-Tegangan (I-V) Arus Holding dan Arus Latching

Oleh sebab itu kita tahu bahwa baik arus latching maupun arus holding merupakan dua kuantitas yang berbeda. Diagram berikut berbincang karakteristik I-V dari SCR.

Komponen Thyristor atau SCR merupakan perangkat semikonduktor daya yang dipakai dalam rangk Perbedaan Arus Holding dan Arus Latching

Dalam karakteristik I-V di atas, kita sanggup dengan mudah mengamati arus latching dan arus holding thyristor atau SCR dan juga arus latching lebih dari arus holding. Ketika anutan arus di seluruh SCR merupakan arus anoda 'I' di mana ia berada di bawah arus dan arus supply akan nol. Kaprikornus SCR menghambat berjalan.

Perbedaan antara Arus Latching dan Arus Holding

Perbedaan antara arus latching dan arus holding dibahas di bawah ini.
Arus Latching
Arus Holding
Arus latching sanggup didefinisikan sebab jumlah arus anoda yang paling sedikit yang diinginkan untuk memasok dari terminal anoda ke terminal katoda untuk mengaktifkan SCR.
Arus latching sanggup didefinisikan selaku jumlah arus anoda paling sedikit yang diinginkan untuk memasok dari terminal anoda ke terminal katoda untuk mengaktifkan SCR setelah melepaskan terminal gerbang.
Ini bersekutu dengan sistem dimatikan-OFF.
Ini bersekutu dengan sistem menyalakan-ON.
Arus ini senantiasa di bawah arus latching.
Ini sekitar dua sampai tiga kali di atas arus holding.
SCR akan dinonaktifkan setelah supply anoda menyusut sampai di bawah 5mA untuk arus holding tingkat mA dalam datasheet.
Nilai arus holding, serta nilai arus latching, stabil. Itu tidak tergantung pada besarnya arus gerbang.

Rasio Arus Latching dan Arus Holding

Secara umum, arus latching lebih tinggi dibandingkan dengan arus holding yang dipakai untuk thyristor peringkat tinggi. Tapi mereka sanggup turun ke 0.4 menurut suhu serta beban mengemudi. Biasanya, thyristor 20A yang dipakai dalam hal ini merupakan BT152 dan perbandingannya merupakan 1.67. Akibatnya, jikalau jumlah total digunakan, maka sanggup diambil seumpama 2 pada 25 derajat celcius.

Jadi, ini semua wacana isu singkat wacana arus latching dan arus holding. Dari isu di atas, akhirnya, kita sanggup menyimpulkan bahwa arus latching merupakan arus anoda tertinggi yang dipakai untuk menjaga thyristor dihidupkan saat itu juga setelah sinyal gerbang dilepaskan. Demikian pula, arus holding merupakan arus anoda paling rendah yang dipakai untuk menjaga thyristor dalam konduksi keadaan.