Sistem Sensor Alarm menggunakan Thyristor
Rangkaian Sensor Alarm menggunakan thyristor sanggup dibangun dengan Kapasitor, Dioda, Resistor untuk membiaskan thyristor dan menciptakan alarm. Proyek ini dirancang untuk mendeteksi gangguan, masuk secara ilegal ke area atau bangunan apa pun.Sensor Alarm sanggup digunakan di properti komersial, perumahan, industri, dan militer di mana area pelaporan untuk alarm sungguh besar untuk melindungi dari perampokan dan selaku instrumen untuk bantuan individu kepada penyusup.
Pikiran dasarnya merupakan membangun Sensor Alarm yang sanggup menahan dan melakukan pekerjaan dengan kekuatan besar dan menampilkan tujuan bantuan perampokan dan bantuan gangguan.
Apa itu Thyristor?
Thyristor merupakan perangkat semikonduktor 2 hingga 4 lead solid-state dengan empat lapisan materi tipe-N dan tipe-P bergantian. Mereka sungguh-sungguh berfungsi selaku sakelar yang sanggup dipertahankan, berlangsung dikala terminal gerbang mereka memperoleh arus pemicu, dan tetap berlangsung dikala mereka bias maju.Thyristor 3-lead dimaksudkan untuk mengontrol arus yang lebih besar dari 2-lead-nya dengan memadukan arus tersebut dengan arus yang lebih kecil atau tegangan dari lead tambahannya yang dipahami selaku lead kontrolnya.
Di segi lain, thyristor 2-lead dimaksudkan untuk 'menyala' bila perbedaan mempunyai potensi antara lead-nya cukup besar - nilai yang melambangkan tegangan brekadown. Silakan merujuk tautan untuk tahu lebih banyak mengenai dasar-dasar dan Karakteristik Tutorial Thyristor atau Silicon Controlled Rectifier (SCR).
Rangkaian Sistem Sensor Alarm menggunakan Thyristor
Komponen yang diperlukan dari metode Sensor Alarm ini menggunakan Thyristor tergolong supply tegangan, Sakelar, Thyristor, LED, Resistor Variabel (potensiometer).D1 led yang ditunjukkan pada diagram rangkaian di atas menyeleksi status tegangan supply input, dikala D1 led di atasnya menampilkan bahwa tegangan supply menyala. Resistor R2 dan kapasitor C1 membentuk metode pengisian daya RC. Sebagai resistor R5 digunakan untuk menertibkan sudut tembak SCR. D3 led merupakan output daya yang sebenarnya, itu cuma berkedip dikala SCR diaktifkan.
Pada awalnya, misalkan tegangan supply OFF sehingga kedua LED akan mati. Sekarang, tegangan supply dinyalakan ON sehingga secara bersama-sama D1 led menyala tapi D3 led akan mati. Sekarang bila sakelar didorong oleh pengguna setelah menyesuaikan resistor untuk nilai tertentu, tanpa penundaan, D3 LED menyala secepatnya setelah tegangan melintasi kapasitor sama dengan tegangan pengaktifan SCR.
Karena SCR ini maju dalam melakukan wilayah dan D3 led menyala. Sekarang, dikala sakelar C2 bebas, kapasitor melepaskan lewat suatu resistor dan setelah sementara waktu SCR dimatikan dan D3 led membuat mati.
Dengan demikian sudut tembak SCR dan dalam memutar waktu dimana pancaran led D3 sanggup diatur oleh pengguna dengan mengoreksi nilai resistor.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dan kelemahan metode Sensor Alarm menggunakan thyristor merupakan selaku berikut.- Rangkaian ini padat dan sungguh mudah dirancang
- Thyristor sanggup menampilkan DC dari sumber AC (rektifikasi terkontrol) dengan aneka macam tegangan atau kendali arus.
- Sudut tembak sanggup digunakan mulai 0-180 derajat dengan perbedaan resistor yang sungguh sedikit
- Rangkaian ini khusus untuk aplikasi dan untuk menggunakan rangkaian serupa untuk aplikasi terkait beberapa pergeseran diperlukan
- Thyristor "mengunci" dalam kondisi aktif sebelumnya mereka mulai berlangsung dan tetap di setelah pulsa gerbang dilepaskan hingga mereka bias terbalik.
Aplikasi
Aplikasi sensor metode alarm termasuk berikut ini- Pemberian sinyal untuk memfasilitasi lewat SOS
- Dalam komunikasi antar kapal
- Selama operasi kelautan
- Selama kondisi mengenai keselamatan dan gampangnya pengantaran pesan penting