Transduser Listrik : Jenis, Prinsip Kerja Dan Kelebihan

Sebuah transduser merupakan perangkat listrik, digunakan untuk mengkonversi salah satu bentuk energi ke bentuk lain. Bentuk energi sanggup berupa listrik, mekanik, panas atau optik. Contoh terbaik transduser utamanya meliputi mikrofon, pengeras suara, dll.

Pengeras bunyi merupakan salah satu jenis transduser yang digunakan untuk merubah sinyal frekuensi rendah menjadi sinyal frekuensi tinggi menyerupai bunyi yang sanggup didengar. Demikian pula, mikrofon juga merupakan transduser yang merubah kombinasi tekanan bunyi menjadi tegangan sebaliknya.

Oleh alasannya merupakan itu, dua transduser ini dianggap transduser komplementer. Transduser sanggup digunakan selaku input maupun output untuk sirkuit elektronik. Misalnya, dalam metode audio, speaker digunakan selaku output. Demikian pula, dalam metode perekaman, mikrofon digunakan selaku transduser input.

Apa itu Transduser Listrik?

Transduser listrik sanggup didefinisikan sebagai, jenis transduser yang menampilkan energi listrik selaku output. Transduser ini merubah satu bentuk energi menjadi sinyal listrik. Di sini satu bentuk energi sanggup berupa panas, cahaya, atau bunyi dan sinyal listrik sanggup berupa frekuensi, arus, atau tegangan.

Hasil sinyal ini sanggup bergantung pada imbas resistif, kapasitif, dan induktif. Kuantitas non-elektrik sanggup diukur dengan menggunakan detektor yang merubah kuantitas fisik menjadi perpindahan untuk mengaktifkan transduser.

Sebuah transduser merupakan perangkat listrik Transduser Listrik : Jenis, Prinsip Kerja dan Kelebihan

Jenis-jenis Transduser Listrik

Transduser ini diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni transduser aktif dan transduser pasif.

Transduser Aktif

Transduser aktif ini juga disebut selaku transduser yang menciptakan sendiri. Mereka menciptakan tegangan atau arus sinyal. Energi yang diperlukan untuk menciptakan sinyal output sanggup diperoleh dari energi yang diperlukan untuk menciptakan sinyal output ini diperoleh dari peristiwa fisik yang sedang dihitung. Contoh terbaik transduser aktif merupakan termokopel, sel fotovoltaik, transduser piezoelektrik, sel fotoelektrik, generator coil bergerak, dll.

Transduser Pasif

Transduser pasif ini juga disebut selaku transduser yang digerakkan secara eksternal. Mereka mendapatkan daya yang diperlukan untuk pergantian energi dari sumber daya eksterior. Selanjutnya, transduser ini diklasifikasikan menjadi resistif, kapasitif dan induktif.

Jenis resistif utamanya tergolong termistor, pengukur regangan resistansi, dan sel fotokonduktif. Jenis induktif tergolong LVDT dan kapasitansi tergolong photoemissive dan perangkat yang didasarkan pada efek Hall.

Terlepas dari ini, transduser optoelektronik ada yang menggunakan prinsip merubah energi dari cahaya menjadi listrik. Beberapa referensi transduser optoelektronik merupakan sel fotokonduktif, sel fotovoltaik, sel surya, tabung photomultiplier, dan photomultiplier.

Kelebihan Transduser Listrik

Kelebihan dari transduser ini utamanya meliputi yang berikut ini.
  • Redaman sanggup ditangani dengan mudah.
  • Efek tidak aktif massa sanggup dikurangi.
  • Efek ukiran sanggup dikurangi.
  • Output daya sanggup diputuskan & direkam dari jarak jauh dari media penginderaan.
  • Sinyal sanggup diaduk untuk mendapat permutasi dengan output transduser terkait atau  mengontrol sinyal.,
  • Sistem apa pun sanggup dikontrol dengan tingkat daya yang lebih rendah.
  • Output sanggup digunakan secara sederhana untuk mengantarkan serta proses untuk pengukuran.
Jadi, ini semua ihwal transduser listrik dan penyeleksian transduser ini sanggup ditangani menurut parameter menyerupai rentang operasi, akurasi, sensitivitas, frekuensi resonansi, respons frekuensi, kekasaran, dll.