Sebagai salah satu komponen dasar yang dipakai dalam elektronik, induktor dipakai secara luas di area aplikasi yang jauh lebih luas menyerupai pengontrolan sinyal, peniadaan kebisingan, stabilisasi tegangan, perlengkapan elektronik, operasi mobil, dll. Sekarang dalam sehari-hari, kenaikan teknik konsep induktor mengembangkan kinerja yang signifikan pada rangkaian.
Jenis-jenis Induktor
Komponen elektronik yang beragam yang dipakai dalam banyak sekali aplikasi memerlukan banyak sekali jenis induktor. Ini yakni banyak sekali bentuk, ukuran tergolong kawat wound dan induktor berlapis-lapis.
Berbagai jenis induktor tergolong induktor frekuensi tinggi, induktor jalur catu daya atau induktor daya dan induktor untuk rangkaian umum. Perbedaan induktor didasarkan pada jenis belitan serta inti yang digunakan.
Induktor Inti Udara
Dalam jenis induktor ini, inti sama sekali tidak ada. Induktor ini menampilkan jalur keengganan tinggi untuk fluks magnet, akhirnya induktansi lebih kecil. Induktor inti udara memiliki kumparan yang lebih besar untuk menciptakan kerapatan fluks yang lebih tinggi. Ini dipakai dalam aplikasi frekuensi tinggi tergolong akseptor TV dan radio.
Fero Magnetik atau Induktor Inti Besi
Karena permeabilitas magnetik yang lebih tinggi ini memiliki sifat induktansi yang tinggi. Ini yakni induktor daya tinggi namun terbatas dalam kapasitas frekuensi yang lebih tinggi lantaran histerisis dan kerugian arus eddy.
Induktor Inti Ferit
Ini yakni banyak sekali jenis induktor yang menampilkan laba dari penurunan ongkos dan kerugian inti rendah pada frekuensi tinggi. Ferit yakni keramik oksida logam yang berbasis di sekeliling gabungan Ferric Oxide Fe2O3. Ferit lunak dipakai untuk konstruksi inti untuk menghemat kerugian histerisis.
Induktor Inti Toroidal
Dalam induktor ini, coil wound pada bekas bundar toroid. Kebocoran fluks sungguh minim pada induktor jenis ini. Namun mesin penggulung khusus diinginkan untuk mendesain induktor jenis ini. Terkadang inti ferit juga dipakai untuk menghemat kerugian pada konsep ini.
Induktor berbasis kumparan
Dalam jenis ini, coil wound di kumparan. Desain induktor kumparan wound sungguh bervariasi dalam hal peringkat daya, level tegangan dan arus, frekuensi operasi, dll. Ini sebagian besar dipakai dalam catu daya mode sakelar dan aplikasi konversi daya.
Induktor Multi Layer
Induktor multilayer berisi dua rujukan coil konduktif yang disusun dalam dua lapisan di potongan atas tubuh berlapis-lapis. Kumparan dihubungkan secara elektrik secara berurutan dalam seri ke dua rujukan kumparan yang lebih konduktif yang dibuang di potongan bawah dari tubuh berlapis-banyak. Ini utamanya dipakai dalam metode komunikasi seluler dan aplikasi peredam bising.
Induktor Film Tipis
Ini sama sekali berlainan dari induktor tipe chip konvensional yang dililit kawat tembaga. Dalam jenis ini, induktor kecil dibikin menggunakan pemrosesan film tipis untuk menciptakan induktor chip untuk aplikasi frekuensi tinggi, yang berkisar dari sekitar nano Henry.
Cara Kerja Induktor
Induktor sering disebut selaku Resistor AC. Ini menolak pergeseran arus dan menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Ini sederhana dalam konstruksi, berisikan kumparan kawat tembaga wound pada inti. Inti ini mungkin bersifat magnetis atau udara. Berbagai jenis induktor sanggup dipakai dalam aplikasi mutakhir menyerupai transfer daya nirkabel.Inti magnetik mungkin inti toroidal atau tipe-E. Bahan-bahan menyerupai keramik, ferit, besi bertenaga dipakai untuk inti ini. Kumparan yang menenteng arus listrik menciptakan medan magnet di sekeliling konduktor. Lebih banyak garis magnetik dibuat apabila inti diposisikan di dalam coil, asalkan permeabilitas tinggi dari inti digunakan.
Medan magnet menginduksi GGL dalam coil yang menciptakan pedoman arus. Menurut aturan Lenz, arus induksi menentang penyebabnya, yakni tegangan yang diberikan. Karenanya induktor menentang pergeseran arus input yang mengarah pada pergeseran medan magnet. Pengurangan pedoman arus jawaban induksi ini disebut reaktansi induktif.
Reaktansi induktif akan meningkat apabila jumlah putaran dalam coil meningkat. Ini juga menyimpan energi selaku medan magnet lewat proses pengisian dan pemakaian dan melepaskan energi di saat mengubah rangkaian. Area aplikasi induktor tergolong rangkaian analog, pemrosesan sinyal, dll.
Faktor-faktor yang mensugesti Induktansi Induktor
Kemampuan memproduksi garis magnetik disebut induktansi. Unit kriteria induktansi yakni Henry. Jumlah fluks magnet yang dikembangkan atau induktansi dari banyak sekali jenis induktor tergantung pada empat aspek dasar yang dibahas di bawah ini.Jumlah Putaran dalam Coil
Jika jumlah putaran lebih banyak, jumlah medan magnet yang lebih besar dihasilkan, yang menciptakan lebih banyak induktansi. Lebih sedikit putaran menciptakan lebih minim induktansi.Bahan Inti Coil
Jika materi yang dipakai untuk inti memiliki permeabilitas tinggi, lebih banyak induktansi induktor. Ini lantaran materi permeabilitas tinggi menampilkan jalur keengganan rendah ke fluks magnet.Area penampang Coil
Area penampang yang lebih besar menciptakan induktansi yang lebih besar lantaran ini menampilkan lebih minim perlawanan kepada fluks magnetik dalam hal area.Panjang Coil
Semakin usang kumparan kian sedikit akan menjadi induktansi. Ini karena, untuk jumlah medan tertentu, penentangan gaya kepada fluks magnet lebih besar.Induktor tetap tidak memungkinkan pengguna untuk memvariasikan induktansi setelah dirancang. Tetapi dimungkinkan untuk memvariasikan induktansi menggunakan induktor variabel dengan memvariasikan jumlah putaran pada waktu tertentu atau dengan memvariasikan materi inti yang masuk dan keluar dari coil.
Kehilangan daya dalam suatu Induktor
Daya yang hilang dalam induktor utamanya disebabkan oleh dua sumber: inti induktor dan belitan.Inti Induktor: Kehilangan energi pada inti induktor disebabkan oleh histerisis dan kerugian arus eddy. Medan magnet yang dipraktekkan pada materi magnetik meningkat, menuju ke tingkat saturasi dan kemudian menurun.
Tetapi sementara menghemat itu tidak melacak jalur asli. Ini membuat kerugian histerisis. Nilai koefisien histerisis yang lebih kecil dari bahan-bahan inti menciptakan kerugian histerisis yang rendah.
Jenis lain dari kehilangan inti yakni kehilangan arus eddy. Arus eddy ini diinduksi dalam materi inti lantaran pergeseran laju medan magnet menurut aturan Lenz. Kerugian arus Eddy jauh lebih minim ketimbang kerugian histerisis. Kerugian ini diminimalisir dengan menggunakan materi koefisien histerisis yang rendah dan inti berlapis.
Gulungan Induktor: Dalam induktor, kerugian tidak hanya terjadi pada inti, namun juga pada gulungan. Gulungan memiliki ketahanannya sendiri. Ketika arus melalui belitan ini, kehilangan panas (I^2*R) akan terjadi di belitan.
Tetapi dengan meningkatnya frekuensi, resistansi berliku meningkat lantaran imbas kulit. Efek kulit membuat arus terfokus pada permukaan konduktor ketimbang pusat. Kaprikornus area efektif dari area pembawa arus berkurang. Juga arus eddy yang diinduksi dalam belitan membuat arus diinduksi pada konduktor tetangga yang disebut imbas kedekatan.
Karena tumpang tindih konduktor dalam gulungan, imbas kedekatan membuat kenaikan resistansi konduktor lebih tinggi ketimbang dalam hal imbas kulit. Kerugian belitan menyusut dengan teknologi belitan mutakhir menyerupai belitan berupa kawat dan litz.