Artikel ini menampilkan desain dasar mengenai dua jenis rangkaian dasar listrik: Rangkaian AC dan Rangkaian DC. Tergantung pada jenis sumbernya, listrik beraneka ragam menyerupai Arus Bolak-balik (AC) dan Arus Searah (DC).
Rangkaian Dasar Listrik DC
Di Rangkaian DC, listrik mengalir dalam arah konstan dengan polaritas tetap yang tidak berlainan dengan waktu. Rangkaian DC menggunakan komponen arus stabil menyerupai Resistor dan kombinasi resistor; komponen tidak tetap seperti; Induktor dan Kapasitor; menampilkan meter menyerupai kumparan bergerak voltmeter dan amper; sumber baterai catu daya, dan sebagainya.Untuk menganalisis rangkaian ini, aneka macam aturan (aturan) menyerupai Hukum Ohm, hukum kirchoff 1 - arus (KCL), hukum kirchoff 2 - tegangan (KVL) dan teorema jaringan menyerupai teorema Thevenin, teorema Norton, analisis Mesh, dll digunakan. Berikut ini merupakan beberapa rangkaian DC dasar yang mengekspresikan sifat operasi dari rangkaian DC.
Beban resistif mewakili beban pencahayaan yang terhubung dalam aneka macam konfigurasi untuk menganalisis rangkaian DC yang ditunjukkan pada gambar. Cara menghubungkan beban tentunya merubah karakteristik rangkaian.
Dalam rangkaian DC sederhana, beban resistif selaku bohlam dihubungkan antara terminal konkret dan negatif baterai. Baterai memasok daya yang diinginkan ke bohlam dan memungkinkan pengguna menempatkan sakelar untuk menggugah atau mematikan sesuai dengan kebutuhan.
Muatan atau resistansi yang dihubungkan secara seri dengan sumber DC, selaku simbol listrik untuk beban pencahayaan, memajukan arus yang sama, tapi tegangan pada masing-masing beban berbeda-beda dan disertakan untuk mendapat total tegangan. Makara ada penghematan tegangan pada ujung resistor dibandingkan dengan elemen pertama dalam koneksi seri. Dan, jikalau ada beban yang keluar dari rangkaian, seluruh rangkaian akan terbuka.
Dalam konfigurasi paralel, tegangan lazim untuk setiap beban, tapi arus beraneka ragam tergantung pada peringkat beban. Tidak ada duduk kasus di rangkaian terbuka bahkan jikalau satu beban keluar dari rangkaian. Banyak koneksi beban dari jenis ini, umpamanya koneksi kabel rumah.
Oleh alasannya itu, dari rangkaian dan gambar di atas, orang sanggup dengan mudah mendapatkan total konsumsi beban, tegangan, arus dan distribusi daya di rangkaian DC.
Rangkaian Dasar Listrik AC
Tidak menyerupai arus DC, tegangan atau arus pada Rangkaian AC merubah arahnya secara bersiklus alasannya meningkat dari nol ke maksimum, dan menurun kembali ke nol, kemudian secara negatif melanjutkan ke maksimum, dan kemudian kembali ke nol.Untuk aplikasi berdaya tinggi, AC lebih secara lazim dikuasai dan efisien ketimbang DC. Daya bukan hasil sederhana dari tegangan dan arus menyerupai pada DC, tapi tergantung pada komponen rangkaian. Mari kita lihat sikap rangkaian AC dengan komponen dasar.
Rangkaian AC dengan Resistor
Pada jenis rangkaian ini, tegangan turun pada Resistor persis dalam fasa dengan arus menyerupai yang ditunjukkan pada gambar. Ini mempunyai arti bahwa ketika tegangan nilai sesaat merupakan nol, nilai arus pada ketika itu juga nol.
Dan juga, ketika tegangan konkret selama setengah gelombang konkret dari sinyal input, arus juga positif, sehingga daya konkret bahkan ketika mereka berada di setengah gelombang negatif dari input. Ini mempunyai arti bahwa daya AC dalam resistor senantiasa menghilang selaku panas ketika mengambilnya dari sumbernya, terlepas dari apakah arusnya konkret atau negatif.
Rangkaian AC dengan Induktor
Induktor menentang pergantian arus lewat mereka tidak menyerupai resistor yang menentang fatwa arus. Ini mempunyai arti ketika arus meningkat, tegangan induksi menjajal untuk menentang pergantian arus dengan menurunkan tegangan. Tegangan yang diturunkan melintasi suatu induktor seimbang dengan laju pergantian arus.Oleh alasannya itu, ketika arus berada pada puncak maksimumnya (tidak ada tingkat pergantian bentuk), tegangan sesaat pada ketika itu merupakan nol, dan sebaliknya terjadi ketika arus memuncak pada nol (perubahan maksimum kemiringannya), menyerupai yang ditunjukkan pada gambar. Makara tidak ada disipasi daya higienis pada rangkaian AC induktor.
Dengan demikian, daya sesaat dari induktor, di rangkaian ini, sama sekali berlainan dari rangkaian DC, di mana ia berada di fasa yang sama. Tapi, di rangkaian ini, jaraknya 90 derajat sehingga daya negatif, kadang-kadang, menyerupai yang ditunjukkan pada gambar.
Daya negatif mempunyai arti daya terlepas kembali ke rangkaian alasannya menyerapnya dalam sisa siklus. Perlawanan dari pergantian arus disebut selaku reaktansi, dan itu tergantung pada frekuensi rangkaian operasi.
Rangkaian AC dengan Kapasitor
Sebuah Kapasitor menentang pergantian tegangan, yang berlainan dengan suatu induktor yang menentang pergantian arus. Dengan memasok atau menggambar arus, jenis perlawanan ini terjadi, dan arus ini seimbang dengan laju pergantian tegangan melintasi kapasitor.Di sini, arus yang lewat kapasitor merupakan hasil dari pergantian tegangan pada rangkaian. Oleh alasannya itu, arus sesaat merupakan nol ketika tegangan berada pada nilai puncaknya (tidak ada pergantian kemiringan tegangan), dan maksimum ketika tegangan di nol, sehingga daya juga bergantian dalam siklus konkret dan negatif. Ini mempunyai arti tidak menetralisir energi tapi cuma menyerap dan melepaskan daya.
Perilaku rangkaian AC juga sanggup dianalisis dengan memadukan rangkaian di atas menyerupai rangkaian RLC secara seri serta dalam kombinasi paralel. Dan juga persamaan dan rumus dari rangkaian di atas dikecualikan dalam postingan ini untuk meminimalisir kompleksitas, tapi ilham keseluruhannya merupakan untuk menampilkan desain dasar mengenai rangkaian dasar listrik.