Mari kita amati bahwa motor AC diklasifikasikan lebih lanjut selaku motor induksi, motor sinkron dan sebagainya. Di antara semua jenis motor ini, berbagai macam motor mesti dioperasikan dengan kondisi tertentu. Sebagai contoh, kami menggunakan starter elektronik untuk motor 1 Fasa untuk memfasilitasi start yang mulus.
Motor 1 Fasa
Motor listrik yang mempergunakan supply daya 1 fasa untuk operasinya disebut sebagai Motor 1 Fasa. Ini diklasifikasikan ke dalam banyak sekali jenis, namun motor 1 fasa yang sering digunakan sanggup dianggap selaku Motor Induksi 1 fasa dan Motor Sinkron 1 fasa.
Jika kita memikirkan motor 3 fasa yang lazimnya beroperasi dengan supply daya 3 fasa di mana di antara ke 3 fasa tersebut, ada pergantian 1 fasa 20 derajat antara dua fasa yang ada, maka ia menciptakan medan magnet yang berputar. Karena ini, arus diinduksi dalam rotor dan menyebabkan interaksi antara stator dan rotor yang membuat rotor berputar.
Tetapi, pada motor 1 fasa yang berlangsung dengan cuma catu daya 1 fasa, ada banyak sekali cara untuk mengawali motor ini - salah 1 caranya yakni dengan menggunakan starter motor 1 fasa. Dalam semua metode ini, sebagian besar fasa kedua, disebut selaku fasa embel-embel atau fasa mulai dibuat untuk menciptakan medan magnet berputar di stator.
Metode Starting Motor 1 Fasa
Ada beberapa metode untuk mengawali motor 1-ϕ, yaitu:- Split Fasa atau Resistansi Start
- Kapasitor Start
- Kapasitor Split Permanen
- Motor Kapasitor Start Runining
- Starter Elektronik untuk Motor 1 Fasa
Split Fasa atau Resistansi Start
Metode ini banyak digunakan dalam motor kiprah industri sederhana. Motor ini berisikan dua set gulungan, yaitu, start winding dan utama atau run winding. Belitan permulaan dibentuk dari kawat yang lebih kecil yang menampilkan resistansi tinggi kepada pedoman listrik dibandingkan dengan belitan berjalan.
Karena resistansi yang tinggi ini, medan magnet dikembangkan start belitan oleh arus lebih permulaan dibandingkan dengan run belitan medan magnet. Dengan demikian, dua bidang terpisah 30 derajat, namun sudut kecil ini sendiri telah cukup untuk menyalakan motor.
Kapasitor Start
Gulungan motor kapasitor start nyaris seumpama dengan motor fasa-terpisah. Kutub stator dipisahkan 90 derajat. Untuk mengaktifkan dan menonaktifkan belitan start, sakelar yang lazimnya tertutup digunakan dan kapasitor diposisikan secara seri dengan belitan start.
Karena kapasitor ini, tegangan sadapan arus, sehingga kapasitor ini digunakan untuk menggugah motor dan akan terputus dari rangkaian sehabis mendapat 75% kecepatan pengenal motor.
Permanent Split Capacitor (PSC)
Dalam metode kapasitor start, Kapasitor mesti dipastikan sehabis motor meraih kecepatan motor tertentu. Tetapi dalam metode ini, kapasitor tipe-run diposisikan secara seri dengan belitan start atau belitan bantu.
Kapasitor ini digunakan secara terus-menerus, dan tidak membutuhkan sakelar apa pun untuk melepaskannya sebab tidak digunakan untuk menyalakan motor saja. Torsi permulaan PSC seumpama dengan motor fasa split, namun dengan arus permulaan yang rendah.
Motor Kapasitor Start Running
Fitur kapasitor start dan metode PSC sanggup dikombinasikan dengan metode ini. Kapasitor run dihubungkan secara seri dengan belitan start atau belitan bantu, dan kapasitor start terhubung dalam rangkaian menggunakan sakelar yang lazimnya tertutup dikala menggugah motor.
Kapasitor start berbincang dorongan mulai ke motor dan PSC berbincang running tinggi ke motor. Ini lebih mahal, namun masih memfasilitasi torsi permulaan dan kerusakan yang tinggi bareng dengan karakteristik kelangsungan pada peringkat tenaga kuda yang tinggi.
Skema Proteksi Motor Induksi 1 Fasa
Starter yakni perangkat yang digunakan untuk beralih dan melindungi motor listrik dari kelebihan beban berbahaya dengan tripping. Ini meminimalkan arus start ke motor induksi AC dan juga meminimalkan torsi motor.Rangkaian Kerja Starter Elektronik
Starter elektronik digunakan untuk proteksi motor dari kondisi kelebihan beban dan korsleting. Sensor arus dalam rangkaian digunakan untuk menangkal arus yang ditarik oleh motor sebab dalam beberapa problem seumpama kegagalan bearing, cacat pompa atau argumentasi lain, arus yang ditarik oleh motor melampaui arus pengenal normal.Dalam kondisi ini sensor arus trip rangkaian untuk melindungi motor. Starter elektronik untuk diagram blok rangkaian motor ditunjukkan di bawah ini.
Sakelar S1 digunakan untuk menyalakan supply lewat Relai RL1. Tegangan DC yang dikembangkan melintasi kapasitor C2 lewat penyearah jembatan akan memberi energi pada relai RL2. Dengan pertolongan energi pada relai RL2, tegangan yang dikembangkan melintasi C2 memberi energi pada relai RL3 dan dengan demikian, supply diberikan ke motor.
Jika motor menawan arus lebih, maka tegangan yang dikembangkan melintasi sekunder transformator T2 memberi energi pada relai RL1 untuk menciptakan tripel relay RL2 dan RL3.
Soft Start Motor Induksi oleh ACPWM
Sistem yang disarankan dimaksudkan untuk menampilkan soft start motor induksi 1 fasa menggunakan tegangan sinusoidal PWM dikala menggugah motor. Sistem ini menyingkir dari drive kendali sudut fasa-TRIAC yang sering digunakan dan berbincang tegangan AC variabel selama starting motor induksi 1 fasa.Mirip dengan metode kendali TRIAC, tegangan bermacam-macam dari nol sampai maksimum selama permulaan dalam jangka waktu yang sungguh kecil. Seperti, dalam teknik ini kami menggunakan teknik PWM (modulasi lebar pulsa) yang menciptakan harmonik tingkat tinggi jauh lebih rendah.
Dalam proyek ini, tegangan listrik AC dimodulasi secara eksklusif menggunakan jumlah komponen daya aktif dan pasif yang sungguh sedikit. Oleh sebab itu, tidak membutuhkan topologi konverter dan konverter konvensional mahal untuk menciptakan bentuk gelombang tegangan output. Diagram kabel starter motor 1 fasa ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Dalam drive ini, beban dihubungkan secara seri dengan terminal input penyearah jembatan dan terminal outputnya terhubung ke MOSFET daya yang dikendalikan PWM (transistor IGBT atau transistor Bipolar atau transistor daya). Jika transistor daya ini mati, maka tidak ada arus yang mengalir lewat penyearah jembatan dan dengan demikian beban tetap dalam kondisi OFF.
Demikian pula, apabila transistor daya menyala, maka terminal output dari penyearah jembatan mengalami korsleting dan arus mengalir lewat beban. Seperti yang kita pahami bahwa transistor daya sanggup dikendalikan oleh teknik PWM. Oleh sebab itu, beban sanggup dikelola dengan memvariasikan siklus kerja pulsa PWM.
Teknik kendali gres drive ini dimaksudkan untuk digunakan dalam produk pelanggan dan industri (kompresor, mesin cuci, ventilator) di mana ada keperluan untuk memikirkan ongkos sistem.