Jenis Butir Asahan dan Perekat Batu Gerinda
Batu gerinda (Cutting Wheel) yakni alat potong pada mesin gerinda yang berfungsi untuk mengikis permukaan benda kerja. Secara umum, kerikil gerinda berfungsi untuk meratakan permukaan yang tidak rata dan untuk menghaluskan permukaan benda kerja (Finishing).
Batu gerinda yang dibikin dari materi utama berupa butiran materi asah/butir asahan (abrasive) dan perekat (bond). Jenis butiran asah (abrasive) yang sering digunakan yaitu:
A. Aluminium Oksida (Al2O3)
Aluminium oksida (Al2O3) ialah jenis butir asah yang paling banyak digunakan selaku materi pengolahan kerikil gerinda. Butir ini diperoleh dengan memurnikan bijih bauksit dalam tungku listrik dengan suhu lebih dari 2000oC. Bauksit pertama kali dipanaskan untuk menetralisir kelembaban, lalu diaduk dengan coke dan besi untuk membentuk muatan tungku. Setelah gabungan menyatu dan didinginkan, kerikil yang dihasilkan menyerupai massa dihancurkan dan disaring ke dalam banyak sekali ukuran.
Batu gerinda dengan butiran aluminium oksida secara lazim digunakan untuk menggerinda benda kerja yang memiliki tegangan tarik tinggi. Misalnya baja karbon, besi tempa, baja paduan, bronze dan HSS. Warna dan keperkasaan abrasive diputuskan oleh jumlah impurities (pengotor) menyerupai besi oksida, titanium oksida dan silika. Ketangguhan juga dipengaruhi oleh zat aditif.
Aluminium oksida grit murni berwarna putih mengandung lebih dari 99% alumina murni. Abrasive putih ini memiliki karakteristik pemotongan dan penggerindaan yang sungguh cepat dan dingin, cocok untuk menggerinda baja yang dikeraskan atau berkecepatan tinggi dalam banyak sekali posisi penggerindaan presisi. kekerasan abrasive ini menyerupai dengan aluminium oksida coklat (1700-2000 kg/mm2 Knoop).
Aluminium oksida paduan dengan titanium dioksida (TiO2) berwarna coklat mengandung 95%Al2O3,3% TiO2 dan 1-2% gabungan lainnya. Butir asahan ini memiliki kekerasan yang lebih rendah tetapi memiliki keperkasaan tinggi. Sifat yang dimiliki yakni kurang tahan kepada panas dan sensitif kepada keras dan materi besi. Butir asahan ini digunakan untuk pekerjaan berat menyerupai pengecoran baja snagging dan untuk pemindahan stok pada gerinda silindris.
Aluminium oksida paduan dengan kromium oksida (kurang dari 3%) berwarna merah muda, digunakan untuk memadukan agresi penggerindaan dingin, stres rendah dari aluminium kemurnian tinggi dengan keausan abrasive rendah. Aluminium oksida merah muda memiliki keseimbangan antara kekerasan dan ketangguhan. Butiran jenis ini memiliki sifat tahan kepada panas, tekanan tinggi dan materi besi. Butir asahan ini digunakan untuk penggerindaan presisi baja paduan tinggi.
Tingkat kekerasan butiran kerikil asah aluminium oksida tergolong materi yang paling lunak dibandingkan dengan materi kerikil asah lainnya.
B. Silikon Karbida (SiC)
Silikon Karbida (SiC) dibuat dengan memadukan gabungan kuarsa putih murni (pasir) dan kokas minyak bumi halus dalam tungku listrik. Proses ini yakni salah satu sintesis atau memadukan pasir silika dan kokas (batu arang) dalam bentuk kristal. Massa kristal yang dihasilkan dihancurkan dan dipisahkan menggunakan saringan lalu dinilai menurut ukuran partikel.
Abrasive silikon karbida tidak cuma keras dari abrasive aluminium oksida tetapi juga lebih rapuh. Bahan ini baik digunakan untuk menggerinda materi - materi menyerupai besi tuang, kuningan, perunggu, tembaga, aluminium, batu, karet, plastik, baja putih dan karbida semen.
Ada dua jenis silikon karbida yakni silikon karbida hitam "C" dan silikon karbida hijau "GC". Silikon karbida warna hitam setidaknya mengandung 98% SiC dan lebih banyak jumlah campuran, sedangkan silikon karbida warna hijau mengandung 99% SiC.
Silikon karbida hitam sungguh keras dan keras dan lebih ringkih ketimbang Aluminium Oksida. Ini digunakan unuk penggerindaan umum, gerinda silinder, gerinda terpusat dan gerinda internal. Silikon karbida hitam digunakan untuk mengerinda karbida sinter, materi keramik, beton, batu, penggerindaan coran berangasan (fettling) yang tebuat dari besi besi cor keras putih yang rapuh.
Pada silikon karbida hijau memiliki sifat yang lebih baik jika dibandingkan dengan silikon karbida berwarna hitam, yakni memiliki sifat yang keras dan friable (rapuh). Silikon karbida hijau digunakan untuk menggerinda semen karbida, keramik dan batu.
C. Berlian atau Intan
Berlian ialah materi butir asah yang paling keras. Sampai di sekarang ini penggunaan berlian yakni untuk menggerinda materi keras dan padat menyerupai karbida semen, keramik, kaca, granit, kuarsa, marmer dan kerikil - kerikil permata. Namun perkembangan gres - gres ini penggunaannya sudah meluas dalam beberapa kasus khusus menyerupai pengerindaan logam dan lainnya.
Pemasangan berlian dalam pembentukan kerikil gerinda untuk diameter kurang dari 13mm, dipasang pada seluruh kerikil gerinda, sedangkan untuk kerikil gerinda yang melampaui 13mm cuma dipasang pada permukaan kerikil gerinda saja. Ketebalan berlian yang terpasang pada kerikil gerinda berkisar pada 1,5mm, 3mm dan 6mm. Presentase kandungan berlian pada kerikil gerinda membuktikan tinggi rendahnya fokus berlian.
D. Boron Nitrida
Butiran boron nitrida memiliki sifat keras, handal dan efisien. Boron nitrida digunakan untuk menggerinda benda kerja yang sungguh keras menyerupai baja perkakas dengan kekerasan di atas 65HRC.
Abrasive yang dibuat memiliki kekerasan kedua sehabis berlian dan 2,5 kali lebih keras dari aluminium oksida. Dalam bentuknya yang dilapisi logam boron nitrida kubus (CBN) sudah tebukti secara lazim lebih unggul dalam penggerindaan baja super keras, kecepatan tinggi dan baja perkakas ketimbang berlian maupun aluminium oksida.
Untuk menghasilkan suatu kerikil gerinda, materi bahan yang sudah dibahas di atas yang berupa butiran kecil mesti dipadatkan dan direkatkan. Ada banyak sekali macam perekat yang digunakan untuk menghasilkan kerikil gerinda, diantaranya adalah:
1. Perekat keramik (Vitrified Bond)
Perekat keramik dilambangkan "V". Secara lazim perekat keramik paling banyak digunakan dalam pengolahan kerikil gerinda. Bahan dalam pengolahan perekat ini yakni tanah liat, feldspar dan materi fusible lainnya. Perekat jenis ini memiliki kelebihan tahan kepada air, minyak, asam dan panas. Sedangkan kelemahannya yakni ringkih dan berangasan sehingga kerikil gerinda dihentikan tipis. Batu gerinda yang menggunakan perekat ini memilliki struktur berpori dan dibakar dalam tungku pembakaran dengan suhu melebihi 1000oC.
2. Perekat silikat
Perekat silikat dilambangkan "S". Perekat ini mudah melepaskan butiran abrasive sehingga ideal digunakan untuk mengasah alat - alat potong. Perekat ini sanggup digunakan untuk menghasilkan kerikil gerinda yang manfaatnya mengasah benda kerja yang sensitif kepada panas atau memerlukan panas minimum, misalnya pisau frais, bor dan pahat HSS.
3. Perekat Shellac
Perekat Shellac dilambangkan dengan abjad "E", yang dibikin dari kedua shellac alami dan sintetis. perekat ini digunakan untuk pengolahan halus dan tahan kepada panas rendah. Contoh penggunaannya yakni untuk penggerindaan yang memerlukan permukaan simpulan yang tinggi menyerupai penggerindaan nok, rol kertas dan lain - lain.
4. Perekat Karet
Perekat karet dilambangkan "R" yang yang dibikin dari karet alam dan sintetis dalam banyak sekali formulasi. Perekat ini memiliki elastisitas tinggi. Batu gerinda dengan perekat karet digunakan untuk roda gerinda pengontrol/penahan pada mesin gerinda sillinder tanpa senter (centerless grinding). Perekat ini sungguh sesuai untuk operasi gerinda yang memerlukan tingkat presisi tingi dan permukaan halus. Contoh untuk penggerindaan poros engkol dan pembuangan bekas pengelasan materi stainless steel.
5. Perekat Resin Sintetik (Syntetic Resin Bond)
Perekat resin dilambangkan dengan abjad "B". Batu gerinda dengan perekat resin dibentuk dari jenis plastik 'fenolik' atau 'resin' dan dipanaskan dalam panggangan di bawah keadaan suhu yang terkontrol berkisar antara 150oC hingga 200oC. Perekat ini digunakan untuk pengolahan kerikil gerinda dengan kecepatan tinggi, sungguh sesuai untuk penggerindaan baja tuang, mengasah gergaji dan pengolahan gigi gergaji. Karena perekat ini memiliki kebebasan yang tinggi, maka banyak digunakan untuk pengolahan kerikil gerinda tipis hingga ketebalan 0,8mm.
6. Perekat Logam