Jenis - Jenis Cacat Pengelasan
Logam merupakan material yang di sekarang ini sungguh diharapkan dalam kehidupan manusia. Hampir setiap benda yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari berbahan dasar logam menyerupai sendok, pisau, kendaraan, rangka bangunan bahkan atap rumah yang dahulu menggunakan kayu kini sudah banyak yang menggunakan logam. Penggunaan logam khususnya di dalam dunia teknik biasanya berupa part atau kepingan yang kemudian disambung/digabungkan. Salah satu proses penyambungan logam yang digunakan merupakan dengan proses pengelasann. Proses pengelasan yang bagus akan menciptakan sambungan yang bagus pula, akan tetapi setiap apa yang dibentuk oleh insan pasti tidak segalanya sempurna. Terkadang di dalam proses pengelasan terdapat kegagalan atau disebut juga cacat las yang menyebabkan hasil pengelasan menjadi kurang baik.
Gambar Contoh Cacat Las |
Jenis - jenis cacat las yang sering terjadi diantaranya adalah:
1. Kurangnya Fusi
Kurangnya fusi merupakan cacat akhir “discontinuity” yakni ada kepingan yang tidak menyatu antara logam induk dengan logam pengisi. Disamping itu cacat jenis ini sanggup pula terjadi pada pengelasan berlapis (multipass welding) yakni terjadi antara lapisan las satu dengan yang lainnya.
2. Kurangnya Penetrasi (Incomplete Penetration)
Kurangnya penetrasi merupakan cacat yang terjadi lantaran logam las tidak menembus hingga ke dasar sambungan. Penetrasi kampuh yang tidak mencukupi merupakan kondisi dimana kedalaman las kurang dari tinggi alur yang ditetapkan. Cacat ini disebabkan lantaran penyusunan rencana alur yang tidak cocok dengan proses pengelasan yang dipilih, elektroda yang terlalu besar, arus listrik yang tidak mencukupi atau laju pengelasan yang terlalu cepat.
3. Retak (Cracking)
Jenis cacat ini sanggup terjadi baik pada logam las (weld metal) tempat imbas panas (HAZ) atau pada tempat logam dasar (parent metal). Retak merupakan pecah-pecah pada logam las, baik searah maupun transversal kepada garis las, yang ditimbulkan oleh tegangan internal. Retak pada logam las sanggup meraih logam dasar, atau retak segalanya terjadi pada logam dasar disekitar las. Retak merupakan cacat las yang berbahaya kalau memiliki tempat yang luas, tetapi kalau retak halus yang disebut retak mikro biasanya tidak berbahaya. Retak kadang terbentuk di saat las mulai memadat dan biasanya diakibatkan oleh unsur-unsur yang getas (baik besi ataupun elemen paduan) yang terbentuk sepanjang serat perbatasan. Pemanasan yang lebih merata dan pendinginan yang lebih lambat akan menangkal timbulnya retak “panas”. Cacat retak dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Retak panas
Retak panas biasanya terjadi pada suhu tingggi di saat proses pembekuan berlangsung.
b. Retak dingin
Retak hambar biasanya terjadi dibawah suhu 200 C.
Gambar Cacat Retak
4. Cacat Inklusi
Cacat inklusi ini disebabkan oleh pengotor (inklusi) baik berupa produk lantaran reaksi gas atau berupa komponen - komponen dari luar menyerupai terak, oksida, logam wolfram atau inklusi lainnya. Cacat ini biasanya terjadi pada tempat kepingan logam las (weld metal).
5. Peleburan Tidak Sempurna
Peleburan yang tidak tepat terjadi lantaran logam dasar dan logam las yang berdekatan tidak melebur bareng secara menyeluruh. Ini sanggup terjadi kalau permukaan yang mau disambung dilapisi kotoran, terak, oksida atau materi yang lain dan tidak dibersihkan dengan baik. Penyebab lain dari cacat ini merupakan pemakaian perlengkapan las yang arus listriknya tidak mencukupi sehingga logam dasar tidak meraih titik lebur. Laju pengelasan yang terlalu cepat juga sanggup menyebabkan imbas yang sama. Jenis cacat ini memamerkan geometri sambungan las yang tidak baik (tidak sempurna).
6. Porosity (Porositas)
Porositas merupakan cacat las berupa lubang - lubang halus atau pori - pori yang biasanya terbentuk didalam logam las akhir terperangkapnya gas/oksigen di saat proses pengelasan. Porositas juga sanggup diakibatkan karena
kekurangan logam cair lantaran penyusutan di saat logam membeku. Porositas menyerupai ini disebut shrinkage porosity. Cacat las ini ditimbulkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi atau busur nyala yang terlalu panjang. Porositas sanggup terjadi secara merata tersebar dalam las atau sanggup merupakan rongga yang besar terpusat di dasar las sudut atau dasar bersahabat las pelindung pada las tumpul. Selain itu, porositas juga diakibatkan oleh mekanisme pengelasan yang buruk dan pemakaian plat pelindung yang ceroboh.
7. Peleburan Berlebihan (Undercutting)
Peleburan berlebihan (undercutting) merupakan terjadinya alur pada materi dasar didekat ujung kaki las yang tidak terisi dengan logam las. Arus listrik dan panjang busur nyala yang berlebihan sanggup mengkremasi atau menyebabkan alur pada logam dasar. Cacat ini mudah terlihat dan sanggup diperbaiki dengan memberi las tambahan.
8. Pembentukan Terak
Terak terbentuk selama proses pengelasan akhir reaksi kimia lapisan elektroda yang mencair dan berisikan oksida logam dari senyawa lain. Karena kerapatan terak lebih kecil dari logam las yang mencair, terak biasanya berada pada permukaan dan sanggup dihilangkan dengan mudah setelah dingin. Tetapi pendinginan sambungan yang terlalu cepat sanggup menjerat terak sebelum naik ke permukaan.Jika untuk mendapatkan ukuran las yang diharapkan dan membutuhkan beberapa lintasan las maka terak yang ada mesti dibersihkan apalagi dahulu sebelum mengawali lintasan yang baru.
9. Spatter Berlebihan (Over Spatter)
Spatter merupakan percikan las. Percikan las ini kalau jumlahnya berlebihan maka sanggup dibilang selaku cacat pengelasan dan masuk ke dalam klasifikasi cacat visual. Jika spatter jumlahnya sedikit dan masih sanggup dibersihkan maka tidak tergolong ke dalam cacat.
10. Underfill
Underfill kalau diterjemaahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti pengisian yang masih kurang. Cacat ini terjadi pada permukaan dan sanggup dilihat secara visual. Cacat ini diakibatkan lantaran pengisian kampuh las masih kurang sehingga permukaan benda menjadi lebih tinggi dari kampuh las.
Sumber http://keluargasepuh86.blogspot.com