Jenis - Jenis Cairan Pendingin (Coolant)


Jenis - Jenis Cairan Pendingin

Proses pemesinan kebanyakan mempertemukan dua jenis material yang berlawanan yakni material pahat dan material benda kerja. Pertemuan dua material ini akan membuat ukiran sehingga akan membuat panas berlebih. Panas yang berlebih akan membuat efek negatif diantaranya yakni umur pahat yang lebih pendek, terjadinya deformasi pada benda kerja dan lain sebagainya. Untuk meminimalisir efek negatif tersebut maka digunakan cairan pendingin (coolant) untuk meminimalisir panas yang tercipta dari ukiran benda kerja dan pahat. Cairan pendingin (coolant) yang digunakan pada proses pemesinan ada beberapa jenis. Pada goresan pena ini akan diterangkan jenis - jenis cairan pendingin (coolant) yang digunakan pada proses pemesinan.

Berdasarkan komposisinya, jenis - jenis pendingin (coolant) dikategorikan ke dalam empat golongan yaitu:

1. Minyak Murni (Straight Oils)

Jenis cairan pendingin (coolant) ini berupa minyak yang tidak sanggup diemulsikan dan digunakan pada proses pemesinan dalam bentuk sudah diencerkan. cairan pendingin jenis ini yang dibikin dari materi dasar berupa minyak bumi atau minyak mineral. Untuk menaikan daya pembasahan (wetting action), minyak bumi dicampurkan dengan minyak hewani atau minyak nabati sehingga memajukan daya lumas. Sedangkan untuk memajukan daya lumas pada temperatur tinggi dan tekanan tinggi, minyak bumi dicampurkan dengan unsur lain menyerupai sulfur, klor atau fosfor.

2. Cairan Pendingin Emulsi (Water Soluble Oil)

Cairan emulsi yakni air yang mengandung partikel minyak (5 - 20 µm). Unsur pengemulsi disertakan ke dalam minyak kemudian dilarutkan ke dalam air. Untuk memajukan daya lumas sanggup disertakan unsur lain seperti Extreme Pressure Additives (EP). Cairan pendingin ini banyak digunakan oleh industri pemesinan alasannya harganya lebih hemat biaya jikalau ketimbang cairan pendingin ainnya.

3. Cairan Pendingin Sintetik (Synthetic Fluids)

Cairan sintetik berisikan adonan materi organik dan inorganik alkaline serta disertakan dengan materi perhiasan (additive) untuk penangkal korosi. Cairan pendingin sintetik ini umumnya digunakan dalam bentuk yang sudah dicairkan (rasio 3 - 10 %). Cairan pendingin sintetik ini kesanggupan pendinginannya paling baik jikalau ketimbang cairan pendingin yang lainnya.

4. Cairan Semi Sintetik (Semi Synthetic Fluids)

Cairan pendingin jenis ini berupa adonan cairan pendingin sintetik dan cairan pendingin emulsi. Cairan pendingin semi sintetik emiliki karakteristik yang dimiliki oleh cairan pendingin sintetik dan cairan pendingin semi sintetik. Kemampuan pendinginannya berada di antara cairan pendingin sintetik dan cairan pendingin emulsi begitu pula dengan harganya.

Di bawah ini ialah gambar ilustrasi dari banyak sekali jenis cairan pendingin

Gambar Ilustrasi Berbagai Jenis Cairan Pendingin

Cara Pemberian Cairan Pendingin Pada Proses Pemesinan

Cara proteksi cairan pendingin pada proses pemesinan ada tiga yaitu:

1. Dibanjirkan ke benda kerja (Flood Application of Fluid)

Pada proses proteksi cairan pendingin ini, benda kerja di sekeliling proses pengolahan dibanjiri dengan cairan pendingin yang dialirkan lewat beberapa susukan cairan pendingin.

2. Disemprotkan (Jet Application of Fluid)

Proses pendinginan dengan cara disemprotkan ini menitik beratkan pada wilayah pemotongan dimana cairan pendingin disemprotkan eksklusif ke wilayah pemotongan yakni konferensi antara pahat dan benda kerja yang terpotong. Cairan pendingin disalurkan lewat beberapa selang fleksibel dan semua ujung selang diarahkan ke wilayah pemotongan menyerupai gambar di bawah ini:

3. Dikabutkan (Mist Application of Fluid)

Proses proteksi cairan dengan cara ini yakni dengan mengabutkan cairan pendinginnya. Cairan pendingin dikabutkan dengan menggunakan semprotan udara dan diarahkan eksklusif ke wilayah pemotongan.


Pengaruh Cairan Pendingin Pada Proses Pemesinan

Ada dua fungsi cairan pendingin pada proses pemesinan yakni fungsi utama dan fungsi tidak langsung. Fungsi utama cairan pendingin yakni untuk melumasi proses pemotongan utamanya pada kecepatan potong rendah, mendinginkan benda kerja utamanya pada kecepatan potong tinggi dan dan mencampakkan gram/beram dari wilayah pemotongan. Sedangkan fungsi tidak langsungnya yakni untuk melindungi permukaan yang disayat dari korosi dan mempermudah pengambilan benda kerja alasannya bab yang panas sudah didinginkan.

Dengan fungsi cairan pendingin yang sudah disebutkan tadi menampilkan imbas besar kepada benda kerja dan pahatnya. Beberapa imbas penggunaan cairan pendingin diantaranya adalah:

  • Memperpanjang umur pahat
  • Mengurangi deformasi benda kerja alasannya panas
  • Pada beberapa penerapannya permukaan benda kerja menjadi lebih halus
  • Mengurangi penanganan beram alasannya sebagian besar sudah ikut terbawa oleh cairan pendingin.




Sumber http://keluargasepuh86.blogspot.com