Jenis - Jenis Materi Bakar

Jenis - Jenis Bahan Bakar - Manusia di dalam hidupnya tidak pernah terlepas dari materi bakar. Bahan bakar yakni material apapun yang sanggup diubah menjadi energi dan biasanya mengandung energi panas yang sanggup dilepaskan dan dimanipulasi.

Manusia biasanya menggunakan materi bakar dengan proses pembakaran di mana materi bakar tersebut akan melepaskan panas sehabis direaksikan dengan oksigen di udara. Selain itu, cara yang digunakan untuk melepaskan energi dari materi bakar yakni dengan reaksi eksotermal dan reaksi nuklir menyerupai fisi nuklir atau fusi nuklir.

Bahan bakar yang hingga di saat ini banyak digunakan oleh insan yakni materi bakar jenis hidrokarbon yang tergolong di dalamnya bensin dan solar.

Jenis - jenis materi bakar yang ada di dunia ini secara biasa dibagi menjadi tiga jenis yakni materi bakar padat, materi bakar cair dan materi bakar gas.

Bahan Bakar Padat

Bahan bakar padat yakni materi bakar berupa padat dan pada lazimnya menjadi sumber energi panas. Energi panas yang dihasilkan sanggup digunakan untuk memanaskan air dan menggantinya menjadi uap untuk menggerakkan alat.

Bahan bakar yang tergolong ke dalam jenis materi bakar padat di antaranya yakni watu bara, kayu bakar, gambut, serat tebu dan lain sebagainya.

Batu Bara

Batubara yakni batuan sedimen yang sanggup terbakar. Batubara terbentuk dari endapan organik utamanya sisa - sisa tumbuhan dan terbentuk lewat proses pembatubaraan. Batubara mengandung karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Berdasarkan tingkat pembentukannya, watu bara diklasifikasikan menjadi:

a. Antrasit

Antrasit ialah jenis watu bara kelas tertinggi dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur (C) dengan kadar air kurang dari 8%.

Gambar Batubara Antrasit

b. Bituminus

Bituminus ialah jenis watu bara yang mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan kadar air 8-10% dari beratnya. Kelas watu bara yang paling banyak ditambang di Australia.

Gambar Batubara Bituminus

c. Sub-bituminus

Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien ketimbang bituminus.

Gambar Batubara Sub-Bituminus

d. Lignit

Lignit atau watu bara coklat  yakni watu bara yang sungguh lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.

Gambar Batubara Lignit

Selain itu, terdapat watu bara jenis volatile matter yang merupakan campuran gas dan uap-uap hidrokarbon yang  dilepaskan di saat batubara dipanaskan pada temperatur yang sungguh tinggi. Misalnya: kadar asetilena, etilena, etana, metana dan lain - lain.  Di mana kian banyak volatile matter maka watu bara kian banyak.

Gambut

Gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tumbuhan yang sudah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan terus meningkat lantaran proses dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau kondisi lingkungan yang lain yang menyebabkan rendahnya tingkat pertumbuhan biota pengurai.

Pembentukan tanah gambut ialah proses geogenik yakni pembentukan tanah yang disebabkan oleh proses deposisi dan tranportasi, berlawanan dengan proses pembentukan tanah mineral yang pada lazimnya ialah proses pedogenik

Proses pembentukan gambut dimulai dari adanya danau dangkal yang secara perlahan ditumbuhi oleh tumbuhan air dan vegetasi lahan basah. Tanaman yang mati dan melapuk secara sedikit demi sedikit membentuk lapisan yang kemudian menjadi lapisan transisi antara lapisan gambut dengan substratum (lapisan di bawahnya) berupa tanah mineral. Tanaman selanjutnya berkembang pada penggalan yang lebih tengah dari danau dangkal ini dan secara sedikit demi sedikit membentuk lapisan-lapisan gambut sehingga danau tersebut penuh.

Bagian gambut yang berkembang mengisi danau dangkal tersebut disebut dengan gambut topogen lantaran proses pembentukannya disebabkan oleh topografi daerah cekungan. Gambut topogen biasanya relatif subur (eutrofik) lantaran adanya dampak tanah mineral. Bahkan pada waktu tertentu, misalnya jikalau ada banjir besar, terjadi pengkayaan mineral yang memperbesar kesuburan gambut tersebut.

Tanaman tertentu masih sanggup berkembang subur di atas gambut topogen. Hasil pelapukannya membentuk lapisan gambut gres yang usang kelamaan membentuk kubah (dome) gambut yang permukaannya cembung.

Gambut yang berkembang di atas gambut topogen dimengerti dengan gambut ombrogen, yang pembentukannya diputuskan oleh air hujan. Gambut ombrogen lebih rendah kesuburannya ketimbang gambut topogen lantaran nyaris tidak ada pengkayaan mineral.

Gambar Proses Pembentukan Gambut

Bahan Bakar Cair

Bahan bakar cair yakni materi bakar yang berupa cair. Bahan bakar cair yang paling terkenal yakni minyak atau BBM. Selain sanggup digunakan untuk memanaskan air menjadi uap, materi bakar cair sanggup digunakan untuk sumber energi kendaraan bermotor.

Bahan bakar cair yang digunakan dalam industri lazimnya yakni materi bakar minyak. Adapun jenis materi bakar minyak yang digunakan di industri yakni minyak bumi.

Minyak Bumi dijuluki juga selaku emas hitam berupa cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi berisikan gabungan kompleks dari banyak sekali hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bermacam-macam dalam penampilan, komposisi dan kemurniannya.

Minyak Bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan - pertambangan minyak. Lokasi sumur - sumur minyak ini ditemukan sehabis lewat proses studi geologi, analisis sedimen, aksara dan struktur sumber, dan banyak sekali macam studi lainnya. Setelah itu, minyak Bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan kesannya menurut titik didihnya sehingga menciptakan banyak sekali macam materi bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah hingga aspal dan banyak sekali reagen kimia yang dibutuhkan untuk menciptakan plastik dan obat-obatan.

Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi banyak sekali macam barang dan material yang dibutuhkan manusia. Minyak bumi biasanya berada 3-4 Km di bawah permukaan laut.

Minyak bumi diperoleh dengan menciptakan sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan lewat pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.

Minyak mentah (cude oil) berupa cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum sanggup digunakan selaku materi bakar maupun untuk kebutuhan lainnya, tetapi mesti dimasak apalagi dahulu.

Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 hingga 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh lantaran itu, pengolahan  minyak bumi ditangani lewat destilasi bertingkat, di mana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.

Bahan Bakar gas

Bahan bakar gas yakni materi bakar berupa gas. Terdapat dua jenis materi bakar gas yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG). CNG intinya berisikan metana sedangkan LPG yakni gabungan dari propana, butana dan materi kimia lainnya.

Bahan bakar gas tersusun dari gabungan senyawa - senyawa karbon dan hidrogen (yang mudah terbakar) dan gas - gas yang tidak terbakar.

Gas Alam

Bahan utama dalam gas alam yakni metana, gas atau senyawa yang berisikan satu atom karbon dan empat atom hidrogen.

Jutaan tahun lalu, sisa-sisa tumbuhan dan binatang (diatom) membusuk dan tertutup dalam lapisan tebal. Sisa tumbuhan dan binatang yang disebut materi organik itu kemudian membusuk. Seiring waktu, pasir dan lumpur bermetamorfosis batu, menutupi materi organik yang terjebak di bawah batuan.

Tekanan dan panas merubah sebagian materi organik menjadi watu bara, sebagian menjadi minyak (petroleum), dan sebagian menjadi gas alam - gelembung kecil gas tidak berbau.

Liquefied Petroleum Gas (LPG)

Liquefied Petroleum Gas (LPG) yakni gabungan dari banyak sekali unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan memperbesar tekanan dan menurunkan suhunya, gas bermetamorfosis cair. Komponennya didominasi propane (C3H8) dan butana (C). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H). Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berupa gas.

Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung - tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya perluasan panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, cuma sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam kondisi cair bermacam-macam tergantung komposisi, tekanan dan temperatur.

Tekanan di mana elpiji berupa cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bermacam-macam tergantung komposisi dan temperatur; selaku contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) biar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F). Menurut spesifikasinya, LPG dibagi menjadi tiga jenis yakni LPG campuran, LPG propana dan LPG butana.


Sumber http://keluargasepuh86.blogspot.com