Jenis Jenis Motor Listrik - Motor listrik merupakan sebuah mesin yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik biasanya digerakkan oleh interaksi antara medan magnet dan arus listrik yang mengalir pada lilitan koil. Interaksi ini menciptakan gaya dalam bentuk torsi pada poros motor.
Motor listrik intinya ditenagai oleh sumber listrik DC menyerupai baterai, atau penyearah, dan/atau oleh sumber AC menyerupai jaringan listrik, inverter, atau generator listrik. Motor listrik sanggup diklasifikasikan menurut pertimbangan menyerupai jenis sumber daya, konstruksi, aplikasi, dan jenis output kecepatan.
Jenis motor listrik terbaru sanggup menampilkan tenaga mekanik yang cocok untuk kebutuhan industri. Penggunaan motor listrik di industri tergolong kipas, blower dan pompa, perlengkapan mesin, kendaraan, dan drive disk. Motor ukuran kecil juga didapatkan di jam tangan listrik.
17 Jenis Motor listrik
- Motor DC (DC Motor)
- Motor Shunt (Shunt Motor)
- Motor Eksitasi Terpisah (Separately Excited Motor)
- Motor Seri (Series Motor)
- Motor Majemuk (Compound Motor)
- Motor PDMC (PDMC Motor)
- Motor AC (AC Motor)
- Motor Induksi (Induction Motor)
- Motor Induksi 1 Fasa (1-Phase Induction Motor)
- Motor Induksi 3 Fasa (3-Phase Induction Motor)
- Motor Sinkron (Synchronous Motor)
- Motor Stepper (Stepper Motor)
- Motor Tanpa Brush (Brushless Motor)
- Motor Universal (Universal Motor)
- Motor Hysteresis (Hysteresis Motor)
- Motor Reluctance (Reluctance Motor)
- Motor Linier (Linear Motor)
1. Motor DC (DC Motor)
Motor DC merupakan salah satu jenis motor listrik yang merubah energi listrik DC menjadi energi mekanik. Artinya energi listrik yang masuk berupa arus searah yang diubah menjadi putaran mekanik. Jenis motor DC yang paling biasa bergantung pada gaya yang dihasilkan oleh medan magnet.
Ketika medan magnet dihasilkan, konduktor pembawa arus menemukan torsi dan memperbesar torsi gerak. Hampir semua motor DC mempunyai beberapa prosedur internal, baik elektromekanis maupun elektronik yang secara bersiklus merubah arah arus di motor. Motor ini mempunyai kombinasi dalam ukuran dan biasa digunakan untuk mainan, kendaraan listrik, lift, kerekan, dan penggilingan baja.
2. Motor Shunt (Shunt Motor)
Motor shunt merupakan jenis motor DC di mana lilitan medan. Oleh lantaran itu, kedua lilitan motor akan terkena suplai tegangan yang serupa dan menjaga kecepatan induktif untuk semua jenis beban.
Setiap kali motor DC dihidupkan, arus mengalir lewat stator dan juga rotor. Ini menciptakan dua bidang yakni kutub dan angker. Motor shunt biasanya mempunyai torsi permulaan yang rendah dan juga berlangsung pada kecepatan konstan. Jenis motor ini digunakan pada pompa sentrifugal, elevator, mesin bubut, konveyor, mesin pemintal, dan lain - lain.
3. Motor Eksitasi Terpisah (Separately Excited Motor)
Seperti namanya, pada motor jenis ini suplai utama diberikan secara terpisah ke armature dan lilitan medan. Keuntungan menggunakan motor ini merupakan arus dari menyeramkan tidak mengalir lewat lilitan medan lantaran lilitan diberi energi oleh sumber DC yang terpisah.
Motor DC eksitasi terpisah cocok untuk aplikasi yang memerlukan kombinasi kecepatan dari nilai rendah sampai sungguh tinggi. Jenis motor listrik ini biasanya terlihat di pabrik penggilingan baja, mesin kertas, pencetus kapal, dan aplikasi lainnya.
4. Motor Seri (Series Motor)
Motor seri merupakan satu set motor eksitasi terpisah di mana medan dihubungkan secara seri ke lilitan jangkar dan dengan demikian arus tinggi melewatinya. Fungsi motor seri nyaris sama dengan motor lain yakni merubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Pada tipe ini, terminal catu daya berada di salah satu ujung armature dan kumparan medan. Sebuah konduktor pembawa arus melakukan pekerjaan sama dengan medan magnet eksternal dan kemudian gerakan rotasi sanggup dihasilkan. Motor seri ini cocok untuk drive daya tinggi dan rendah untuk drive listrik kecepatan tetap dan variabel.
5. Motor Majemuk (Compound Motor)
Motor beraneka ragam merupakan kombinasi dari motor seri dan shunt yang dihubungkan ke lilitan jangkar. Ini menjinjing jumlah fluks magnet yang diharapkan di menyeramkan untuk menciptakan torsi yang diharapkan untuk menolong rotasi pada tingkat kecepatan yang diinginkan.
Jenis motor ini sudah diciptakan untuk menemukan sifat yang lebih baik dari kedua motor tersebut. Motor shunt menentukan pengaturan kecepatan yang sungguh efisien, sedangkan motor seri mempunyai torsi permulaan yang besar dan tinggi. Namun, torsi permulaan tidak setinggi dalam permasalahan motor seri dan pengaturan kecepatannya tidak seefisien motor shunt.
6. Motor PDMC (PDMC Motor)
Seperti namanya, motor jenis ini disusun dengan kutub magnet permanen. Pada motor ini, magnet dimagnetisasi secara radial dan dipasang di segi dalam stator baja silinder. Karena motor ini tak mempunyai kumparan medan, motor ini menciptakan torsi lewat interaksi fluks jangkar dan fluks permanen.
Motor PDMC berisikan armature core, commutator, dan armature winding. Tegangan operasi motor PMDC merupakan 6 volt, 12 volt atau DC 24 volt yang diperoleh dari sumber tegangan menyerupai baterai atau penyearah. Motor PMDC secara luas digunakan di mana motor DC kecil diperlukan.
7. Motor AC (AC Motor)
Motor AC merupakan jenis motor listrik yang menggunakan fenomena induksi elektromagnetik untuk merubah arus bolak-balik menjadi tenaga mekanik. Ini berisikan dua penggalan dasar, stator eksternal yang disuplai dengan arus bolak-balik untuk menciptakan medan magnet, dan rotor internal yang terhubung ke poros keluaran yang menciptakan medan magnet kedua.
Medan magnet rotor sanggup diciptakan oleh magnet permanen, daya reluktansi, atau lilitan listrik DC atau AC. Motor AC 3 fasa sebagian besar dipraktekkan di industri untuk konversi daya massal dari energi listrik ke pekerjaan mekanis. Motor memerlukan lebih minim daya untuk mengawali dan menampilkan daya tahan dan umur panjang yang lebih besar.
8. Motor Induksi (Induction Motor)
Pada motor induksi diharapkan arus listrik untuk menciptakan torsi yang diperoleh lewat induksi elektromagnetik dari medan magnet yang berputar pada lilitan stator. Untuk argumentasi ini, motor induksi sanggup dibangun tanpa sambungan listrik ke rotor.
Motor induksi merupakan konfigurasi biasa yang digunakan dalam pengaturan industri, komersial, atau perumahan. Kadang-kadang motor ini disebut selaku 'motor asinkron' lantaran mereka beroperasi pada kecepatan kurang dari motor sinkron. Motor induksi mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, ongkos rendah, dan memerlukan perawatan minimal.
9. Motor Induksi 1 Fasa (1-Phase Induction Motor)
Seperti namanya, motor AC 1 fasa biasanya melakukan pekerjaan pada catu daya satu fasa. Motor induksi 1 fasa berisikan lilitan satu fasa pada stator dan lilitan kandang pada rotor. Ketika suplai 1 fasa diberikan ke lilitan stator, medan magnet menciptakan gerakan. Rotor tidak berputar lantaran inersia di bidang yang bergerak.
10. Motor Induksi 3 Fasa (3-Phase Induction Motor)
Motor induksi 3 fasa menggunakan energi elektromekanis untuk merubah daya listrik masukan 3 fasa menjadi daya mekanik. Motor ini merupakan motor yang dirancang untuk berlangsung pada catu daya AC 3 fase yang digunakan di banyak aplikasi industri.
Motor induksi 3 fasa ini digunakan dalam aplikasi khusus menyerupai penghancur, pompa pendorong, derek, elevator, kompresor, dan konveyor.
11. Motor Sinkron (Synchronous Motor)
Motor sinkron didefinisikan selaku motor AC di mana rotasi rotor disinkronkan dengan frekuensi suplai. Pada tipe ini, semua putaran yang ditangani oleh rotor sama dengan kelipatan bilangan bundar dari frekuensi arus yang diberikan.
Motor ini tidak bergantung pada arus induksi untuk bekerja. Tidak menyerupai motor induksi, pada stator terdapat elektromagnet AC multifase yang menciptakan medan magnet yang berputar. Motor ini biasa digunakan pada aplikasi yang memerlukan gerakan yang mantap dan presisi.
12. Motor Stepper (Stepper Motor)
Motor stepper merupakan jenis motor yang membagi putaran menjadi beberapa langkah yang sama. Posisi motor sanggup dikelola dengan melakukan dan menahan salah satu dari tahapan ini tanpa sensor posisi untuk umpan balik.
Motor stepper berisikan dua komponen utama yakni rotor dan stator. Rotor merupakan poros yang berputar dan stator mempunyai elektromagnet yang membentuk penggalan tetap dari motor. Motor ini sanggup menampilkan kebebasan dan torsi penahan konstan tanpa perlu mengoperasikan motor. Motor stepper digunakan dalam perlengkapan pencetakan 3D, mesin tekstil, dan mesin cetak.
13. Motor Tanpa Brush (Brushless Motor)
Motor tanpa brush merupakan jenis motor listrik DC yang tak mempunyai brush dan menggunakan catu daya listrik arus searah (DC). Motor tanpa brush berisi pengontrol elektronik untuk merubah arus DC pada lilitan motor yang bikin medan magnet yang berputar dan mengikuti rotor magnet permanen.
Selain itu, kontroler juga mengontrol fasa dan amplitudo pulsa arus DC untuk mengontrol kecepatan dan torsi motor. Jenis motor listrik ini sungguh efektif untuk menciptakan torsi dalam jumlah banyak pada rentang kecepatan yang lebar. Motor brushless sudah digunakan dalam banyak aplikasi, menyerupai hard drive, pemutar CD/DVD, pompa, dan lain lain.
14. Motor Universal (Universal Motor)
Motor universal merupakan motor yang mempunyai kesanggupan untuk beroperasi pada daya AC atau DC dan menggunakan elektromagnet selaku stator untuk bikin medan magnetnya. Motor universal mempunyai kecepatan variabel, torsi transmisi tinggi, dan menampilkan torsi permulaan yang tinggi. Motor universal biasanya digunakan dalam penyedot debu, mesin jahit, dan lain lain.
Motor universal mempunyai konstruksi yang serupa dengan motor seri DC tetapi sedikit dimodifikasi untuk memungkinkan motor beroperasi dengan baik pada daya AC. Jenis motor listrik ini dirancang untuk berlangsung pada kecepatan tinggi lebih dari 3500 rpm. Motor ini sanggup melakukan pekerjaan dengan baik pada suplai AC lantaran kumparan medan dan armature akan mempunyai polaritas terbalik dengan suplai arus.
15. Motor Histeresis (Hysteresis Motor)
Motor histeresis merupakan jenis motor asinkron yang mempunyai rotor silinder dan melakukan pekerjaan pada kerugian histeresis yang diinduksi dalam rotor baja dengan retensi tinggi. Motor hysteresis sanggup menggunakan satu fase atau tiga fase dan menawarkan operasi tanpa bunyi ke lingkungan, ditambah lagi kecepatannya konstan.
Selain itu, motor ini tahan usang dan ahli dalam proses dan bisa berlangsung pada banyak sekali kecepatan. Torsi yang dihasilkan pada motor disebabkan oleh histeresis dan arus eddy yang diinduksi jawaban lilitan stator. Motor histeresis digunakan dalam perekaman bunyi dan aplikasi bikinan menyerupai jam listrik, tape recorder, pemutar rekaman, dan lain lain.
16. Motor Reluktansi (Reluctance Motor)
Motor reluktansi mempunyai kutub magnet tidak permanen pada rotor feromagnetik yang tak mempunyai lilitan. Tenaga yang dihasilkan oleh motor ini tinggi dengan ongkos rendah, menjadikannya menawan digunakan di banyak aplikasi.
Prinsip kerja motor ini adalah, setiap kali materi magnetik berada di dalam medan magnet, ia senantiasa bergerak ke atas dengan reluktansi rendah. Kelemahan utama merupakan mempunyai riak torsi tinggi dikala dioperasikan pada kecepatan rendah, dan riak torsi menyebabkan kebisingan. Motor reluktansi digunakan untuk banyak aplikasi menyerupai pengatur waktu jam, perangkat pensinyalan, perlengkapan perekaman, dan lain lain.
17. Motor Linier (Linear Motor)
Motor linier ini berisikan rotor dan stator dalam bentuk lurus, sehingga tidak menciptakan torsi dengan rotasi tetapi menciptakan gaya linier memanjang. Namun motor listrik jenis ini belum pasti lurus.
Secara khusus, penggalan aktif dari motor linier diakhiri, sedangkan motor yang lebih tradisional disusun selaku loop kontinu. Banyak desain motor linier terbagi dalam dua klasifikasi utama, motor linier berakselerasi rendah dan motor linier berakselerasi tinggi. Motor ini sanggup digunakan untuk mengaktifkan konveyor sabuk (belt conveyor), transportasi di alat tenun tekstil, dan perlengkapan yang memerlukan gerakan linier.
Itulah 17 jenis motor listrik yang sanggup diterangkan pada peluang kali ini. Semga bermanfaat.
Sumber http://keluargasepuh86.blogspot.com