Komponen Dasar Elektronika

Komponen Dasar Elektronika - Di kurun Industri 4.0 ini, perangkat elektro meningkat dengan sungguh pesat. Hampir semua lini Industri di sekarang ini telah menggunakan perangkat elektro misalnya otomatisasi proses produksi.

Perangkat elektronik yang banyak digunakan oleh insan pada dasarnya mempunyai komponen dasar elektro yang nyaris sama. Ada beberapa komponen dasar elektro yang perlu dikenali mudah-mudahan sanggup mempelajari ilmu elektronika.

Jenis Jenis Komponen Dasar Elektronika

Pada goresan pena ini akan dibahas perihal komponen dasar elektronika. Komponen dasar elektro yang perlu dikenali di antaranya yakni selaku berikut.

INTEGRATED CIRCUIT (IC)

Integrated Circuit atau lebih dipahami dengan IC yakni komponen dasar elektro aktif yang berisikan ratusan, ribuan bahkan jutaan rangkaian transistor, dioda, resistor dan kapasitor yang terintegrasi menjadi satu rangkaian elektro dalam wadah yang kecil. Bahan utama yang digunakan untuk menghasilkan IC yakni materi semikonduktor. IC biasanya mempunyai 3 kaki hingga ratusan kaki terminal.

IC mempunyai beberapa fungsi di antaranya yakni selaku penguat, switching, pengontrol hingga media penyimpanan. IC bisa diartikan selaku otak dari suatu rangkaian elektronika. Pada komputer terdapat IC mikroprosesor yang digunakan selaku otak komputer. Pada IC mikroprosesor terdapat sekitar 16 juta resistor dan masih banyak komponen lainnya.

Sebelum adanya IC, seluruh komponen elektro dibentuk dari satuan - satuan komponen elektro yang dihubungkan satu sama lain sehingga ukurannya menjadi besar dan tidak praktis.

Selain alasannya yakni ukurannya yang kecil dan beratnya yang ringan, IC juga memamerkan laba yang lain yakni konsumsi energi listrik yang lebih minim sehingga tidak memunculkan panas yang berlebih.

TRANSISTOR

Transistor yakni komponen semikonduktor yang mempunyai beberapa fungsi yakni selaku penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor digunakan di nyaris semua rangkaian elektro menyerupai televisi, komputer, ponsel, video player dan lain sebagainya.

Transistor pertama kali didapatkan oleh tiga orang fisikawan yang berasal dari Amerika Serikat pada final tahun 1947 yakni Transistor jenis Bipolar. Mereka adalah  John Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley. Dengan penemuan tersebut, perangkat-perangkat elektronik yang pada di saat itu berskala besar sanggup dirancang dalam bungkus yang lebih kecil dan portabel (dapat dibawa ke mana-mana).

Transistor sanggup digolongkan menjadi 2 kelompok besar yakni transistor bipolar dan transistor imbas medan (Field Effect Transistor). Perbedaan yang paling menonjol di antara keduanya terletak pada input ataupun outputnya. Arus (Current) dikehendaki untuk mengendalikan terminal pada transistor bipolar sementara itu transistor Field Effect Transistor (FET) cuma menggunakan tegangan saja (tidak membutuhkan arus). Pada pengoperasiannya, transistor bipolar membutuhkan muatan pembawa (carrier), hole dan elektron sedangkan FET cuma membutuhkan salah satunya.

Di bawah ini diterangkan jenis - jenis transistor secara lebih detail:

1. Transistor Bipolar (BJT)

Transistor bipolar atau yang disebut juga selaku transistor BJT (Bipolar Junction Transistor) ialah transistor yang struktur dan prinsip kerjanya membutuhkan perpindahan muatan pembawanya yakni elektron di kutub negatif untuk mengisi kelemahan elektron atau hole pada kutub positif. Bipolar berisikan dua kata yakni "bi" yang mempunyai arti "dua" dan "polar" yang mempunyai arti "kutub".

Terdapat dua jenis transistor bipolar yakni transistor PNP dan transistor NPN.

Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan fatwa arus dan tegangan yang lebih besar dari emitor ke kolektor.

Transistor NPN yakni transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan konkret pada terminal Basis untuk mengendalikan fatwa arus dan tegangan yang lebih besar dari pengumpul ke emitor.

Simbol Transistor BJT sanggup dilihat pada gambar di bawah ini:

2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini yakni jenis Transistor yang menggunakan listrik selaku pengendali konduktifitasnya. Medan listrik yang dimaksud di sini yakni tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk mengendalikan fatwa arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S). Karena pengoperasiannya cuma tergantung pada salah satu muatan pembawa saja baik itu  Electron maupun Hole maka transistor imbas medan ini disebut juga selaku transistor unipolar.

Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor) berisikan 3 jenis yaitu:

  • JFET (Junction Field Effect Transistoradalah Transistor Efek Medan yang menggunakan persimpangan (junction) P-N bias terbalik selaku isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET berisikan dua jenis yakni JFET Kanal P (P-channel) dan JFET Kanal N (N-channel). JFET berisikan tiga kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S). Simbol transistor JFET sanggup di lihat pada gambar di bawah ini:

  • MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) yakni Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) di antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yakni MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET berisikan tiga kaki terminal yakni Gate (G), Drain (D) dan Source (S). Simbol transistor JFET sanggup di lihat pada gambar di bawah ini:

  • UJT (Uni Junction Transistor) yakni jenis Transistor yang digolongkan selaku Field Effect Transistor (FET) alasannya yakni pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik atau tegangan selaku pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT mempunyai dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emittor. UJT digunakan khusus selaku pengendali (switch) dan tidak sanggup dipergunakan selaku penguat menyerupai jenis transistor lainnya. Simbol transistor JFET sanggup di lihat pada gambar di bawah ini:

DIODA

Dioda (Diode) yakni komponen elektro aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghalangi arus lidtrik dari arah sebaliknya. Dengan fungsi tersebut dioda digunakan untuk menyearahkan rangkaian elektronika.

Dioda yang dibikin dari materi semikonduktor. Pada biasanya dioda mempunyai dua elektroda (terminal) yakni anoda (+) dan katoda (-) dan mempunyai prinsip kerja yang menurut teknologi konferensi p-n semikonduktor yakni sanggup mengalirkan arus dari segi tipe-p (Anoda) menuju ke segi tipe-n (Katoda) tetapi tidak sanggup mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Dioda dibagi menjadi berbagai macam yaitu:

1. Dioda Zener

Dioda zener berfungsi selaku pengaman rangkaian dan juga selaku penstabil tegangan.

2. Dioda Bridge

Dioda bridge atau disebut juga dioda penyearah berfungsi selaku penyearah arus AC menjadi arus DC.

3. Dioda Photo

Dioda photo berfungsi selaku sensor cahaya.

4. Dioda LED

Dioda LED berfungsi selaku lampu indikator ataupun lampu penerangan.

5. Dioda Schottky

Dioda schottky berfungsi selaku pengendali.

6. Dioda Varactor

Dioda varactor bersifat mempunyai kapasitas yang berganti - ubah apabila diberikan tegangan. dioda varactor banyak digunakan pada perangkat akseptor radio dan televisi di bab pengaturan suara.

RESISTOR

Resistor yakni komponen elektro pasif (tidak aktif) yang mempunyai nilai resistansi (hambatan) tertentu. Resistor berfungsi untuk mencegah dan mengendalikan arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika.

Resistor melakukan pekerjaan menurut aturan OHM yang berbunyi:

“Besar arus listrik (I) yang mengalir lewat suatu penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda mempunyai potensi / tegangan (V) yang dipraktekkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”

Resistor diklasifikasikan ke dalam berbagai macam yaitu:

1. Fixed Resistor

Fixed Resistor yakni jenis Resistor yang mempunyai nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan arahan warna ataupun arahan Angka.

2. Variable Resistor

Variable Resistor yakni resistor yang nilai resistansinya sanggup berganti dan dikelola sesuai kebutuhan. Resistor jenis ini biasanya terbagi menjadi potensiometer, rheostat dan trimpot.

3. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor yakni jenis resistor yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh suhu/temperatur. Nama thermistor ialah abreviasi dari thermal resistor. ada dua jenis thermistor yaitu Negative Temperature Coefficient (NTC) dan Positive Temperature Coefficient (PTC).

4. Light Dependent Resistor (LDR)

Light dependent resistor (LDR) ialah jenis resistor yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai resistansinya akan menurun apabila menerima cahaya yang terang dan akan makin meningkat apabila intensitas cahaya menyusut (meredup).


KAPASITOR (CAPACITOR)

Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator) yakni salah satu komponen elektro pasif yang sanggup menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara. Kapasitor didapatkan oleh ilmuwan berkebangsaan Inggris yakni Michael Faraday (1791 1867). Kapasitor berisikan dua pelat konduktor yang yang dibikin dari logam dan dipisahkan oleh suatu isolator.

Pada rangkaian elektro terdapat beberapa fungsi kapasitor yaitu:

  • Sebagai Konduktor yang sanggup melalaikan arus AC (Alternating Current)
  • Sebagai Isolator yang menghalangi arus DC (Direct Current)
  • Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik
  • Sebagai Kopling
  • Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
  • Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply
  • Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan Spul Antena dan Osilator)
  • Sebagai Penggeser Fasa

Terdapat berbagai macam kapasitor yang digunakan pada rangkaian elektro di antaranya adalah:

1. Kapasitor Nilai Tetap (Fixed Capacitor)

Sesuai dengan namanya, kapasitor nilai tetap mempunyai nilai yang konstan atau tidak berganti - ubah. Kapasitor nilai tetap dibagi menjadi berbagai macam yaitu:

  • Kapasitor keramik
  • Kapasitor polyester
  • Kapasitor kertas
  • Kapasitor mika
  • Kapasitor elektrolit
  • Kapasitor tantalum

2. Kapasitor Variabel (Variable Capacitor)

Berbeda dengan kapasitor nilai tetap, kapasitor variabel nilai kapasitansinya berganti - ubah atau sanggup dikelola sesuai dengan kebutuhan. Kapasitor variabel berisikan dua jenis yaitu:

VARCO (Variable Condensator)

VARCO (Variable Condensator) kebanyakan digunakan untuk menegaskan Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Sepul Antena dan Sepul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF hingga 500pF.

Trimmer

Trimmer yakni jenis Kapasitor Variabel yang mempunyai bentuk lebih kecil sehingga membutuhkan alat menyerupai obeng untuk sanggup memutar Poros pengaturnya. Trimmer berisikan 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat suatu Screw yang mengendalikan jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah.

Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan penyeleksian gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer cuma optimal hingga 100pF.

INDUKTOR

Seperti halnya kapasitor dan resistor, Induktor juga ialah komponen elektro pasif yang banyak ditemukan  pada rangkaian elektronika. Induktor banyak dijumpai pada rangkaian yang berhubungan dengan frekuensi radio.

Induktor atau dipahami juga dengan nama koil berisikan susunan lilitan kawat yang membentuk suatu kumparan. Induktor akan memunculkan medan magnet apabila dialiri oleh listrik. Medan magnet yang ditimbulkan akan menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Kemampuan menyimpan energi magnet pada induktor disebut dengan induktansi. Nilai induktansi sungguh bergantung pada 4 aspek yaitu:

  1. Jumlah Lilitan, kian banyak lilitannya makin tinggi Induktansinya
  2. Diameter Induktor, Semakin besar diameternya makin tinggi pula induktansinya
  3. Permeabilitas Inti, yakni materi Inti yang digunakan menyerupai Udara, Besi ataupun Ferit.
  4. Ukuran Panjang Induktor, makin pendek induktor (Koil) tersebut makin tinggi induktansinya.

Pada rangkaian elektro induktor mempunyai beberapa fungsi yaitu dapat menyimpan arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.

Berdasarkan bentuk dan materi intinya, induktor sanggup dibagi menjadi berbagai macam di antaranya adalah:

1. Air Core Inductor – Menggunakan Udara selaku Intinya

2. Iron Core Inductor – Menggunakan materi Besi selaku Intinya

3. Ferrite Core Inductor – Menggunakan materi Ferit selaku Intinya

4. Torroidal Core Inductor – Menggunakan inti yang berupa O Ring (bentuk Donat)

5. Laminated Core Inductor – Menggunakan Inti yang berisikan beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.

6. Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya sanggup dikelola sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor kebanyakan yang dibikin dari materi Ferit yang sanggup diputar-putar.

Itulah jenis jenis komponen dasar elektro yang sering digunakan pada rangkaian atau sirkuit elektronika. Semoga bermanfaat.


Sumber http://keluargasepuh86.blogspot.com