Komponen Tata Cara Pendingin Pada Kendaraan

Komponen Sistem Pendingin Kendaraan - Untuk sanggup mendinginkan engine dengan baik, tata cara pendingin pastinya akan tersusun dari beberapa komponen tata cara pendingin. Komponen tata cara pendingin kendaraan mesti dirawat dengan baik lantaran jikalau tidak maka tata cara pendingin pada kendaraan akan menjadi tidak maksimal.

Untuk sanggup melakukan perawatan pada komponen tata cara pendingin pastinya mesti tahu lebih dahulu komponen tata cara pendingin kendaraan itu apa saja biar tidak terjadi kesalahan. Komponen tata cara pendingin kendaraan diterangkan selaku berikut:

Radiator

Radiator ialah komponen tata cara pendingin kendaraan yang memiliki sirip-sirip pendingin. Radiator berfungsi untuk mencampakkan panas dari air pendingin yang telah melalui water jacket ke udara lewat sirip - siripnya.

Penampang pada sirip radiator dibentuk seluas mungkin untuk mengembangkan efisiensi peresapan panas pada radiator.

Konstruksi radiator terdiri dari:

1. Inti radiator (Radiator core)

Gambar Inti Radiator

Inti radiator (radiator core) berisikan pipa - pipa air untuk mengalirkan air dari tangki atas menuju ke tangki bawah radiator. Sirip - sirip pendingin diposisikan di antara pipa - pipa radiator untuk mencampakkan panas dari air pendingin ke udara bebas. Udara dialirkan di antara sirip - sirip pendingin untuk mempercepat proses pembuangan panas.

Inti radiator dibentuk dengan warna hitam dengan tujuan biar perpindahan panas sanggup terjadi sebesar - besarnya. Besar kecilnya inti radiator tergantung pada kapasitas engine dan jumlah pipa - pipa air dan sirip - siripnya.

Inti radiator terbagi menjadi dua tipe yakni tipe pelat (flat fin type) dan tipe lekukan (currogated type). Kedua inti radiator ini dibedakan menurut versi sirip - sirip pendinginnya.

2. Tutup radiator (Radiator cup)

Gambar Tutup Radiator (Radiator Cup)

Radiator akan dilengkapi dengan tutup radiator (radiator cup) bertekanan dan menutup rapat radiator. Fungsi dari tutup radiator yakni untuk mengoptimalkan titik didih air pendingin dengan cara menahan perluasan air pada di saat air menjadi panas sehingga tekanan air menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara luar.

Selain itu, tutup radiator juga berfungsi untuk menjaga air pendingin tetap berada di dalam tata cara pendingin baik itu dalam kondisi panas maupun dingin. Tutup radiator bertekanan penggunaannya lebih diutamakan lantaran dampak pendinginan radiator bertambah dan menciptakan temperatur antara udara luar dan air pendingin menjadi berbeda.

Tutup radiator dilengkapi dengan relief valve dan vacuum valve. Pada di saat engine mulai dihidupkan temperatur air pendingin akan naik dan menyebabkan volume air pendingin menjadi naik dan tekanan air bertambah. Pada di saat tekanan air pendingin naik, air pendingin akan mendesak relief valve membuka katup dan mengalirkan kelebihan tekanan lewat overflow valve pada tekanan 0,3 - 1,0 Kg/cm2 pada 110 - 120o C.

Pada di saat engine dimatikan, temperatur air pendingin akan turun sehingga terjadi kevakuman di dalam radiator. Kevakuman di dalam radiator menyebabkan vacum valve terbuka dan udara segarpun akan masuk mengisi kevakuman. Jika tata cara pendingin dilengkapi dengan tangki cadangan (reservoir tank) maka yang masuk lewat vacuum valve bukanlah udara segar tetapi air pendingin yang ada pada reservoir tank.

3. Tangki cadangan (Reservoir tank)

Gambar Tanki Cadangan (Reservoir Tank)

Tangki cadangan (reservoir tank) dihubungkan dengan radiator oleh selang overflow. Air pendingin yang naik temperaturnya pada radiator akan menyebabkan volume air mengalami perluasan sehingga air pendingin menjadi berlebih. Air pendingin yang berlebih ini akan masuk ke dalam tangki cadangan lewat selang overflow. Pada di saat temperatur air pendingin telah turun kembali maka air pendingin akan dikirim kembali ke dalam radiator.

Tangki cadangan berfungsi untuk memuat kelebihan air pada radiator sehingga air pendingin tidak terbuang. Selain itu, tangki cadangan juga berfungsi biar sanggup mengantarkan cairan pendingin di saat diperlukan penambahan secara bertahap.

Thermostat

Gambar Thermostat

Thermostat melakukan pekerjaan menahan air pendingin biar air pendingin tidak bersirkulasi pada di saat temperatur engine masih rendah dan membuka jalan masuk dari engine ke radiator pada di saat temperatur engine meraih temperatur idealnya.

Thermostat dipasang pada jalan masuk keluar dari engine ke radiator dengan tujuan biar lebih gampang untuk menutup dan membuka jalan masuk air pendingin.

Ada dua jenis thermostat yakni thermostat tipe below dan thermostat tipe wax. Thermostat yang paling banyak digunakan yakni thermostat tipe wax.

Cara kerja thermostat tipe wax yakni selaku berikut:

Saat temperatur air pendingin rendah, katup tertutup atau jalan masuk dari engine ke radiator terhalang oleh wax (lilin) yang belum memuai. Temperatur air pendingin naik sekitar 80-90o C maka wax akan memuai dan menekan karet. Karet akan berubah bentuk dan menekan poros katup. Posisi poros tidak berubah maka karet yang telah berubah tersebut akan menenteng katup untuk membuka.

Ketika katup pada thermostat dalam kondisi tertutup, tekanan air pendingin akan menjadi tinggi. Saluran by-pass yang berada di bawah katup dihubungkan eksklusif ke pompa yang dibentuk untuk menangkal kelebihan tekanan air pendingin.

Water Jacket

Gambar Water Jacket

Water jacket yakni jalan masuk air pendingin yang ada di sekeliling engine block dan cylinder head. Water jacket ialah ruangan yang dipenuhi air pendingin untuk menciptakan temperatur engine merata. Permukaan water jacket yang dibikin dari logam besi yang sanggup berkarat jikalau terkena air. Oleh lantaran itu untuk menangkal terjadinya karat, air pendingin mesti diaduk dengan zat anti karat atau disebut juga coolant conditioner.

Pompa Air (Water Pump)

Pompa Air (Water Pump)

Pompa air (water pump) digunakan untuk menyirkulasikan air pendingin dengan cara memamerkan tekanan antara jalan masuk hisap dan jalan masuk tekan pada pompa. Pompa air yang biasanya digunakan yakni pompa air sentrifugal (centrifugal pump).

Pompa air digerakkan oleh engine dan dikontrol sedemikian rupa sehingga sanggup mengalirkan air pendingin sesuai dengan operasi mesin.

Kipas Pendingin (Cooling Fan)

Kipas Pendingin (Cooling Fan)

Kipas pendingin (cooling fan) berfungsi untuk mengalirkan udara pada inti radiator biar panas yang terdapat pada inti radiator sanggup dipancarkan ke udara dengan mudah. Kipas pendingin diputarkan oleh engine dan ada juga kipas pendingin yang digerakkan dengan listrik.

Kipas pendingin yang diputarkan oleh engine digerakkan oleh putaran pulley crankshaft lewat belt (sabuk). Poros kipas pendingin yang diputarkan oleh engine sama dengan poros pompa sehingga putaran kipas pendingin sama dengan putaran pompa. Ketika putaran engine rendah, putaran kipas pendingin belum berputar dengan cukup cepat. Putaran kipas pendingin akan menjadi cepat di saat engine berada pada putaran tinggi.

Putaran kipas pendingin yang cepat akan memperbesar tahanan pada di saat yang sama, yang menyebabkan kehilangan tenaga dan membuat bunyi pada kipas pendingin. Kopling fluida (sealed silicone oil) biasanya dipasangkan antara pompa dan kipas pendingin biar tidak kehilangan tenaga dan tidak membuat bunyi pada kipas pendingin.

Kopling fluida yang dikontrol temperatur (temperature-controlled coupling) yakni suatu alat yang mengendalikan kecepatan kipas pendingin dalam dua tahap sesuai dengan temperatur udara luar yang lewat radiator. Kecepatan putaran kipas pendingin sanggup diturunkan di saat temperatur udara masih rendah, sehingga bunyi putaran kipas pendingin juga sanggup dikurangi. Kecepatan putaran kipas pendingin akan kian tinggi di saat temperatur tinggi, sehingga sanggup mendinginkan radiator dengan lebih efisien.

Kipas pendingin listrik digerakkan oleh motor listrik akan menciptakan efisiensi pendinginan yang lebih baik (terutama pada kecepatan rendah dan beban berat) dan menolong pemanasan permulaan air pendingin yang lebih cepat, penggunaan materi bakar yang lebih hemat, dan menghemat bunyi berisik. Motor listrik menerima sinyal dari water temperature sensor. Water temperature sensor akan mengantarkan sinyal ke motor listrik yang mau menggerakan kipas pendingin. Kipas pendingin ini cuma melakukan pekerjaan bila dibutuhkan.

Cara kerja kipas pendingin yang digerakkan dengan motor listrik yakni apabila temperatur air pendingin di bawah 83C, maka temperatur switch pada posisi “ON” dan relay bermitra dengan masa. Fan relay coil akan terbuka sehingga motor tidak bekerja. Temperatur air pendingin di atas 83o C maka temperatur switch pada posisi “OFF” dan relay yang bermitra dengan masa terputus. Fan relay coil  tidak bekerja, maka kontak poin merapat dan kipas pendingin mulai bekerja.

Tali Kipas Pendingin (Belt)

Kipas pendingin biasanya digerakkan oleh tali kipas (belt). Komponen lain pada engine, menyerupai pompa air, alternator, pompa power steering, dan pendingin kompresor juga digerakkan oleh tali kipas biasa (V-belt) atau tali kipas yang bergigi (V-ribbed belt).

1. V-belt

Gambar V-Belt

V-belt telah digunakan bertahun-tahun yang kemudian hingga sekarang. Disebut V-belt alasannya memiliki serpihan yang terpotong berupa “V” yang memperbesar efisiensi penambahan tenaga. V-belt biasanya berisikan karet sintetis, tetron atau penguat yang lain dan dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya. V-belt tipe COG dengan gigi semi–elliptical yakni salah satu jenis dari V-belt.

2. V-ribbed belt

Gambar V-Ribbed Belt

V-ribbed belt memiliki bentuk rusuk V–shaped rib pada serpihan segi pulley. V-ribbed belt mempunyai efisiensi pemindahan tenaga yang besar dan panas yang tinggi, lebih  tahan usang dibanding dengan V-belt serta berkurangnya bidang gesek sehingga menghemat panas.


Sumber http://keluargasepuh86.blogspot.com