Metalurgi Pengelasan

Metalurgi Pengelasan - Di dalam pemahaman yang sempit, metalurgi pengelasan sanggup dibatasi cuma pada logam dan tempat yang dipengaruhi panas atau HAZ (Heat Affected Zone). Untuk sanggup meramalkan sifat - sifat dari logam las dikehendaki dasar prinsip metalurgi las. Perencanaan yang kurang sempurna pada proses pengelasan akan mengakibatkan hasil las dengan mutu yang kurang baik. Oleh alasannya yakni itu, Aspek - faktor yang timbul di saat pengelasan dan sesudah pengelasan mesti dipertimbangkan dengan baik. Pengetahuan metalurgi pengelasan dan keterampilan dalam operasi pengelasan sanggup menjadi penentu mekanisme pengelasan yang baik.

Setiap penyambungan dengan las terdapat pecahan - pecahan sambungan las yang berisikan logam induk (parent metal), logam las (weld metal) , Haz (Heat Affected Zone) dan garis adonan (fussion line).

1. Logam Las (Weld Metal)

Logam las yakni tempat endapan las (weld deposit) dari logam yang mecair pada di saat pengelasan kemudian kemudian membeku. Endapan las (weld deposit) ini berasal dari logam pengisi (filler metal).

2. Garis Gabungan (Fussion Line)

Garis adonan (fussion line) yakni tempat adonan antara logam las (weld metal) dan HAZ (Heat Affected Zone). Daerah ini ialah batas pecahan logam cair dan logam padat dari sambungan las.

3. HAZ (Heat Affected Zone)

HAZ (Heat Affected Zone) yakni tempat pengaruh panas atau tempat dimana logam induk (parent metal) bersebelahan dengan logam las (weld metal) yang selama pengelasan mengalami siklus pemanasan dan pendinginan dengan cepat. Temperatur panas dari logam cair dan kecepatan dari pengelasan menghipnotis penyebaran panas pada logam induk. Pada batas antara HAZ (Heat Affected Zone) dan logam cair, temperatur naik dengan sungguh cepat hingga meraih batas pencairan logam. Ketika pengelasan selesai, batas antara HAZ (Heat Affected Zone) dan logam cair temperaturnya turun dengan sungguh cepat. Temperatur naik dan turun dengan sungguh cepat ini disebut juga dengan imbas quenching. Pada tempat ini umumnya terjadi pergantian struktur mikro. Struktur mikro akan menjadi austenit ketika temperatur menjadi panas dan struktur mikro akan menjadi martensit di saat temperatur turun menjadi dingin. 

Butiran - butiran akan condong besar pada tempat yang terletak di bersahabat garis fusi yang disebabkan lantaran temperatur yang tinggi. Selain itu, temperatur yang tinggi juga menyebabkan austenit sanggup menjadi homogen dan mengakibatkan ukuran butir menjadi lebih besar. Untuk tempat yang kian menjauhi fusi ukuran butirannya akan kian mengecil lantaran temperatur yang kurang begitu tinggi mengakibatkan austenit jadi tak punya waktu yang cukup untuk menjadi homogen. potensi terjadinya retak di tempat HAZ (Heat Affected Zone) sungguh besar lantaran adanya pergantian struktur mikro yang disebabkan oleh pergantian temperatur.

4. Logam Induk (Parent Metal)

Logam induk (parent metal) yakni pecahan logam yang tidak terpengaruh oleh pemanasan pada di saat proses pengelasan. Temperatur yang terjadi pada logam induk tidak hingga meraih temperatur kritis sehingga pada logam induk (parent metal) tidak terjadi pergantian struktur serta sifat - sifat dari logamnya.


Sumber http://keluargasepuh86.blogspot.com