Penerapan Budaya Industri Di Lingkungan Sekolah

Penerapan Budaya Industri Di Lingkungan Sekolah - Sekolah Menengah kejuruan atau sekolah menengah kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah selaku lanjutan dari jenjang pendidikan pertama (SMP/MTs).

Sistem pendidikan di Sekolah Menengah kejuruan merupakan metode pendidikan berbasis kejuruan yang diinginkan sanggup mencetak lulusan yang siap diposisikan di dunia kerja. Tetapi, pada kenyataannya hingga ketika ini Sekolah Menengah kejuruan menjadi penyumbang pengangguran terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 Sekolah Menengah kejuruan menyumbang 11,13% pengangguran di Indonesia.

Pendidikan di Sekolah Menengah kejuruan yang membekali para siswanya dengan banyak sekali keahlian sebaiknya sanggup memicu lulusannya gampang terserap dunia kerja. Tetapi, pada kenyataannya Sekolah Menengah kejuruan malah menjadi penyumbang pengangguran terbanyak.

Apa penyebab banyak lulusan Sekolah Menengah kejuruan yang menjadi pengangguran?

Hard skill yang mumpuni yang dimiliki lulusan Sekolah Menengah kejuruan ternyata tidak cukup mudah-mudahan lulusan Sekolah Menengah kejuruan sanggup diterima di dunia kerja dengan mudah. Menurut pihak Industri yang mau menjadi user lulusan SMK, sebagian lulusan Sekolah Menengah kejuruan memiliki soft skill yang kurang baik. Oleh alasannya merupakan itu, selain hard skill lulusan Sekolah Menengah kejuruan juga mesti dibekali dengan soft skill.

Industri lebih banyak menuntut lulusan Sekolah Menengah kejuruan untuk memiliki budaya kerja yang baik, alasannya merupakan industri menilai apabila hard skill setara lulusan Sekolah Menengah kejuruan sanggup dibikin oleh pihak industri. Sementara itu, untuk membentuk budaya kerja diinginkan perjuangan yang keras alasannya merupakan berhubungan dengan abjad masing-masing individu.

di sini

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal mutlak yang perlu dilaksanakan di suatu perusahaan. Istilah safety first dan zero accident sungguh gencar digaungkan oleh semua perusahaan. Kenapa demikian? Karena apalah arti suatu produk terbuat oleh suatu perusahaan apabila terdapat kecelakaan kerja pada ketika proses produksinya.

Keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya memiliki fungsi di dalam pekerjaan namun di dalam kehidupan sehari - hari juga. Oleh alasannya merupakan itu, budaya keamanan dan kesehatan kerja juga sanggup dipraktekkan di lingkungan sekolah mudah-mudahan akseptor didik senantiasa memprioritaskan keamanan dan kesehatan kerja.

Penggunaan jalur hijau merupakan salah satu bentuk dari penerapan keamanan dan kesehatan kerja. Selain itu, penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) juga merupakan penerapan keamanan dan kesehatan kerja di lingkungan sekolah.

Sikap dan Perilaku Yang Baik

Perusahaan tidak akan merekrut karyawan yang memiliki sikap dan sikap yang kurang baik. Setiap pemimpin perusahaan pasti mengharapkan memiliki karyawan yang memiliki sikap dan sikap yang bagus menyerupai sopan, santun, jujur, disiplin, taat dan melakukan pekerjaan keras.

Sikap dan sikap yang bagus tidak sanggup dibikin secara instan. Oleh alasannya merupakan itu, setiap individu di lingkungan sekolah mesti membiasakan diri bersikap dan bertingkah yang baik. Seorang akseptor didik mesti sudah biasa sopan, santun, jujur, disiplin, taat kepada peraturan sekolah dan bersusah payah pada ketika belajar. Dengan membiasakan diri bersikap dan bertingkah yang baik, akseptor didik tentu akan lebih gampang mencari pekerjaan.

Antre

Saat ini, di Indonesia budaya antre telah sulit di temui. Hampir di setiap peristiwa, orang berebut dan saling mendahului. Sementara di suatu perusahaan, segala sesuatu mesti dilaksanakan dengan antre, bahkan pada ketika memproduksi barang juga mesti dilaksanakan sesuai dengan antrean, di mana barang yang pertama tiba merupakan barang yang pertama diproses dan barang yang terakhir tiba merupakan barang yang terakhir diproses. Hal tersebut dipahami dengan ungkapan FiFo (First in First out)

Nilai - Nilai Budaya Kerja Industri

Selain budaya industri yang telah diterangkan di atas, sekolah juga mesti sanggup menerapkan dan membuatkan nilai - nilai budaya kerja industri seperti:

Integritas

Di dalam budaya industri, integritas merupakan berpikir, berkata, bertingkah dan bertindak secara baik dan benar, serta memegang teguh arahan etik dan prinsip - prinsip moral. Integritas menjadi citra seseorang di dalam organisasi yang terlihat dari sikap dan langkah-langkah sehari - hari dan menampilkan konsistensi antara ucapan dan keyakinan.

Kerja Tim (Team Work)

Team work atau kolaborasi merupakan bentuk kerja yang dilaksanakan secara bareng (kerja kelompok) dengan keahlian setiap individu yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk meraih sasaran yang telah disepakati bareng sebelumnya.

Kaizen

Kaizen merupakan perbaikan dan pergeseran ke arah yang lebih baik yang dilaksanakan secara terus menerus (berkelanjutan). Di dalam lingkungan sekolah, kaizen mesti dilaksanakan oleh semua warga sekolah baik itu security, petugas kebersihan, siswa, guru hingga kepala sekolah. Setiap orang yang menjadi warga sekolah mesti menjadi pemecah duduk permasalahan dan menampilkan wangsit - wangsit perbaikan.

Keunggulan (Excellence)

Keunggulan merupakan kualitas langsung yang senantiasa berupaya untuk meraih hasil terbaik di dalam berkarya lewat sikap yang kreatif, tekun, dan pantang menyerah.

Kenapa Sekolah Menengah kejuruan Harus Menerapkan Budaya Industri?

Melihat dari realita di mana Sekolah Menengah kejuruan menjadi penyumbang terbanyak pengangguran di Indonesia, dan kesempatan industri yang mengharapkan kandidat karyawan yang memiliki soft skill yang manis dan sudah biasa dengan budaya kerja, telah sewajarnya Sekolah Menengah kejuruan menerapkan budaya industri di lingkungan sekolah.

Dengan menerapkan budaya industri dilingkungan sekolah, diinginkan lulusan Sekolah Menengah kejuruan sanggup memiliki soft skill yang manis dan sudah biasa dengan budaya kerja sehingga lulusan Sekolah Menengah kejuruan akan lebih disenangi oleh perusahaan untuk menjadi karyawannya.

Jadi bagaimana, apakah sekolah kalian telah menerapkan budaya industri? Jika sudah, kalian mesti menerapkannya dengan baik ya, mudah-mudahan nanti sehabis lulus kalian sanggup lebih gampang terserap dunia kerja.

Oh iya, budaya industri ini selain memiliki fungsi pada ketika mencari kerja juga memiliki fungsi di dalam kehidupan sehari- hari.

Itulah penerapan budaya kerja di lingkungan sekolah yang sanggup disampaikan pada potensi kali ini.

Jika ada yang ingin ditanyakan atau ditambahkan, silakan sampaikan di kolom komentar.


Sumber http://keluargasepuh86.blogspot.com