Macam - Macam Perumpamaan Di Pabrik Tekstil Beserta Artinya

Macam - macam Singkatan di pabrik industri.
  • Macam - macam ungkapan dipabrik Industri lengkap dengan artinya.
  • Macam - macam Istilah di Pabrik Farmasi beserta artinya.
  • 4. Tenunan (Weaving)

    Tenunan yakni proses pengerjaan kain dengan menggunakan benang lewat mesin tenun. Benang dikontrol secara horizontal (urat) dan vertikal (pakan) untuk membentuk pola dan struktur kain.

    5. Rajutan (Knitting)

    Rajutan yakni proses pengerjaan kain dengan merajut atau mengait benang menjadi satu dengan cara menghubungkan loop-loop benang secara horizontal. 

    Ini menciptakan kain yang lebih lentur dibandingkan dengan kain tenunan.

    6. Pola (Pattern)

    Pola yakni rancangan atau bentuk yang diaplikasikan pada kain. Pola bisa bermacam-macam dari yang sederhana sampai yang rumit, dan sanggup dicetak, dicelup, atau dijahit pada kain.

    7. Finishing

    Finishing yakni serangkaian proses yang dilaksanakan pada kain setelah proses buatan utama selesai. 

    Ini meliputi pemrosesan seumpama pencucian, penghalusan, pewarnaan, tunjangan terhadap kerutan, atau penambahan lapisan perlindungan.

    8. Pencelupan (Dyeing)

    Pencelupan yakni proses mewarnai kain dengan menggunakan pewarna. Kain direndam dalam larutan pewarna untuk mendapat warna yang diinginkan.

    9. Pencetakan (Printing)

    Pencetakan yakni proses mentransfer pola atau rancangan ke kain. Metode pencetakan sanggup dilaksanakan dengan menggunakan stempel, cetakan silkscreen, atau mesin pencetak digital.

    10. Serat gabungan (Blended fibers)

    Serat gabungan yakni serat yang yang dibikin dari dua atau lebih serat yang berlainan diaduk bersama. 

    Ini dilaksanakan untuk memadukan sifat-sifat yang bagus dari masing-masing serat dan mengembangkan kekuatan atau mutu kain.

    11. Warp dan Weft

    Warp dan weft yakni ungkapan yang dipakai dalam tenunan. 

    Warp merujuk pada benang yang ditarik secara vertikal di mesin tenun, sementara weft merujuk pada benang yang dimasukkan secara horizontal lewat warp untuk membentuk kain.

    12. Greige goods.

    Greige goods, juga dipahami selaku "grey goods" atau "gray goods," merujuk pada kain mentah yang sudah ditenun tanpa lewat proses pewarnaan atau pemutihan. 

    Kain greige biasanya memiliki warna abu-abu atau cokelat muda alami yang berasal dari serat yang digunakan. 

    Kain ini kemudian sanggup dimasak lebih lanjut di pabrik tekstil untuk diberi warna, dicetak, dicelup, atau diberi perlakuan lain sesuai dengan keperluan rancangan dan spesifikasi produk akhir. 

    Greige goods ialah tahap permulaan dalam proses buatan tekstil sebelum dilaksanakan proses finishing dan pewarnaan yang lebih lanjut.

    13. Pola Jalinan (Weave Patterns)

    Pola jalinan mengacu pada tata letak benang warp dan weft dalam proses tenunan. Ada aneka macam pola jalinan yang dipakai untuk bikin aneka macam imbas visual dan kekuatan kain. 

    Beberapa pola jalinan biasa tergolong pola sateen, pola tusuk sateen, pola keperawatan, pola chevron, pola twill, dan banyak lagi.

    14. Uji Ketahanan (Durability Testing)

    Uji ketahanan yakni proses pengujian untuk menegaskan sejauh mana kain atau produk tekstil sanggup bertahan terhadap tekanan, gesekan, peregangan, dan penggunaan berulang. 

    Uji ketahanan sering dilaksanakan untuk menegaskan mutu dan daya tahan produk tekstil sebelum dijual ke konsumen.

    15. Kepingan (Swatches) 

    Kepingan yakni pola kecil kain yang dipakai untuk menampilkan warna, pola, dan tekstur kain terhadap konsumen atau desainer. 

    Kepingan sering dipakai dalam penyeleksian materi dan rancangan untuk proyek tekstil.

    16. Pengujian Kualitas (Quality Testing)

    Pengujian mutu melibatkan serangkaian mekanisme untuk menegaskan bahwa kain atau produk tekstil menyanggupi persyaratan mutu yang ditetapkan. 

    Ini sanggup meliputi pengujian kekuatan, pengujian warna, pengujian ketahanan, pengujian keamanan, dan pengujian yang lain untuk menegaskan mutu yang bagus sebelum produk dipasarkan.

    17. Warp Tension (Tegangan Warp)

    Tegangan warp yakni ketegangan yang dipraktekkan pada benang warp di saat proses tenunan. Tegangan warp yang sempurna penting untuk menegaskan kekuatan dan kekencangan kain yang dihasilkan.

    18. Woven Fabric (Kain Tenunan)

    Kain tenunan merujuk pada kain yang dibentuk lewat proses tenunan menggunakan mesin tenun. Kain tenunan biasanya memiliki pola yang terperinci dan lebih memiliki pengaruh ketimbang kain rajut.

    19. Knitted Fabric (Kain Rajut)

    Kain rajut yakni kain yang dibentuk lewat proses merajut benang secara horizontal. 

    Kain rajut biasanya lebih lentur dan lentur ketimbang kain tenunan, dan sering dipakai untuk busana yang memerlukan mobilitas dan kenyamanan.

    20. Thread Count (Jumlah Benang)

    Thread count mengacu pada jumlah benang warp dan weft yang ada dalam satu inci persegi kain. 

    Jumlah benang yang lebih tinggi biasanya menampilkan kepadatan yang lebih tinggi dan mutu yang lebih baik pada kain tenunan.

    Baca juga wacana :

    21. Pilling

    Pilling yakni pembentukan bola-bola kecil pada permukaan kain yang disebabkan oleh ukiran dan keausan. 

    Pilling sering terjadi pada kain dengan serat-serat yang lebih pendek atau dengan mutu yang lebih rendah.

    22. Stretch Fabric (Kain Elastis)

    Kain lentur yakni kain yang memiliki kesanggupan meregang dan kembali ke bentuk semula setelah ditarik dan kain ini yang dibikin dari serat yang lentur atau diaduk dengan serat elastan. 

    Stretch fabric sungguh terkenal dalam industri busana lantaran menyediakan ketentraman dan mobilitas yang baik. 

    Pabrik tekstil memproduksi stretch fabric dengan menggunakan teknik khusus untuk menyediakan kekuatan dan elastisitas yang optimal, sehingga memungkinkan busana yang pas dan tenteram di saat digunakan.

    23. Abrasion Resistance (Ketahanan Gesek)

    Ketahanan gesek mengacu pada kesanggupan kain untuk tahan terhadap ukiran atau keausan yang disebabkan oleh ukiran berulang dengan permukaan lain. 

    Pengujian ketahanan gesek dipakai untuk mengecek daya tahan kain terhadap keausan dan ketahanan lama.

    24. Wrinkle Resistance (Ketahanan Kerutan)

    Ketahanan kerutan mengacu pada kesanggupan kain untuk menghemat atau menetralisir kerutan setelah terkena tekanan atau ditekuk. 

    Beberapa kain memiliki tunjangan khusus atau perlakuan permukaan untuk mengembangkan ketahanan kerutan.

    25. Shrinkage (Penyusutan)

    Penyusutan yakni penghematan dimensi kain setelah dicuci atau dipanaskan. Beberapa kain condong berkurang setelah dicuci, sedangkan yang lain sudah dikontrol mudah-mudahan tidak mengalami penyusutan.

    26. Seam (Jahitan)

    Seam yakni kawasan di mana dua potongan kain dijahit bersama-sama. Jahitan yang bagus dan memiliki pengaruh sungguh penting untuk mempertahankan kekokohan dan keawetan produk tekstil.

    27. Selvedge (Pinggiran)

    Selvedge yakni pecahan tepi kain yang ditenun secara khusus untuk menghambat kain merambat atau meruntuh. Selvedge kadang kala lebih padat dan lebih memiliki pengaruh ketimbang pecahan tengah kain.

    28. Dye Lot (Kelompok Pewarnaan)

    Dye lot yakni golongan kain atau benang yang dicelup dengan pewarna dari gabungan pewarna yang sama. 

    Setiap dye lot mungkin memiliki sedikit kombinasi warna, sehingga penting untuk menegaskan dye lot yang serupa di saat memerlukan kain yang seragam dalam proyek yang sama.

    29. Selvage (Tepian)

    Selvage yakni pecahan pinggir kain yang ditenun khusus untuk menghambat kain merobek atau mengurai. Tepian biasanya lebih padat dan lebih memiliki pengaruh ketimbang pecahan lain kain.

    30. Woven selvedge (Tepian tenunan)

    Tepian tenunan yakni pinggiran kain yang terbentuk oleh benang warp yang dibelokkan kembali ke dalam kain. Tepian tenunan biasanya lebih memiliki pengaruh dan rapi ketimbang tepian rajutan.

    Baca juga wacana :

    31. Knit selvedge (Tepian rajutan)

    Tepian rajutan yakni pinggiran kain rajutan yang dibentuk dengan menutupi benang yang terbuka pada ujung rajutan. Tepian rajutan biasanya lebih lentur dan sanggup meregang ketimbang tepian tenunan.

    32. Dobby (Dobby)

    Dobby yakni teknik tenunan yang menggunakan mesin tenun dobby untuk menciptakan pola berulang dan rancangan yang kompleks pada kain. 

    Mesin dobby memungkinkan kendali yang lebih tinggi dalam pengaturan benang warp untuk bikin pola yang bervariasi.

    33. Jacquard (Jacquard)

    Jacquard yakni teknik tenunan yang menggunakan mesin tenun jacquard untuk bikin pola yang rumit dan rincian pada kain. 

    Mesin jacquard menggunakan kartu lubang atau tata cara elektronik untuk mengontrol pengaturan benang, sehingga memungkinkan pengerjaan pola yang sungguh rincian dan bervariasi. 

    Pabrik tekstil sering menggunakan teknik jacquard untuk menciptakan kain-kain glamor dengan motif yang kompleks dan estetika yang tinggi. 

    Proses jacquard memerlukan kemampuan khusus dan menyediakan nilai tambah yang tinggi pada produk tekstil.

    34. Prewashing (Pra-Pencucian)

    Pra-pencucian yakni proses pembersihan kain sebelum dipakai dalam buatan tekstil. 

    Tujuan prewashing yakni untuk menetralisir kotoran, materi pengisi, atau materi kimia yang masih menempel pada kain dan untuk menghambat penyusutan yang signifikan setelah pembersihan berikutnya.

    35. Direct-to-Garment (DTG) Printing

    DTG Printing yakni metode pencetakan digital yang memungkinkan pola atau rancangan cetak pribadi ke permukaan busana atau kain. 

    Metode ini menggunakan printer khusus yang mengaplikasikan tinta secara pribadi pada kain, menciptakan cetakan yang akurat dan detail.

    36. Bias Cut (Pemotongan Bias)

    Bias cut merujuk pada pemotongan kain di sudut 45 derajat terhadap benang warp dan weft. 

    Pemotongan bias menciptakan kain yang memiliki sifat lentur dan sanggup melengkung dengan baik, sehingga sering dipakai dalam pengerjaan busana yang memerlukan draping atau siluet yang melengkung.

    37. Fiber Content (Kandungan Serat)

    Kandungan serat merujuk pada jenis serat yang dipakai dalam pengerjaan kain atau produk tekstil. 

    Informasi wacana kandungan serat penting untuk mengerti sifat dan karakteristik kain, tergolong kekuatan, elastisitas, ketahanan terhadap kerutan, dan kesanggupan pembersihan.

    38. Sizing (Pelapis Kain)

    Sizing yakni proses di mana kain dilapisi dengan zat pengisi atau perekat untuk mengembangkan kekakuan dan kekuatannya selama proses tenunan. 

    Pelapis kain menolong menghambat kerapuhan dan kerusakan selama proses tenunan.

    39. Warp Stop Motion (Penghenti Warp)

    Warp stop motion yakni tata cara yang terpasang pada mesin tenun untuk mendeteksi dan menghentikan proses tenunan jikalau terjadi kerusakan pada benang warp. 

    Ini menolong menghambat kerusakan lebih lanjut pada kain dan menegaskan mutu produk yang baik.

    40. Shrinkage Control (Pengendalian Penyusutan)

    Pengendalian penyusutan melibatkan tindakan yang diambil untuk menertibkan atau menghemat penyusutan kain selama proses pembersihan atau pemakaian. 

    Metode pengendalian penyusutan sanggup meliputi prewashing, penyeleksian serat yang kurang rentan penyusutan, dan perlakuan khusus selama proses produksi.

    41. Dye Fixation (Fiksasi Pewarna)

    Fiksasi pewarna yakni proses di mana pewarna yang diaplikasikan pada kain diikat secara permanen ke serat. 

    Ini melibatkan penggunaan materi kimia atau perlakuan panas untuk menegaskan pewarna meresap dan terikat dengan baik pada serat, sehingga warna menjadi tahan usang dan tidak luntur.

    42. Batik (Batik)

    Batik yakni teknik pewarnaan kain tradisional yang melibatkan aplikasi lilin atau materi lain untuk bikin pola atau rancangan sebelum proses pencelupan. 

    Proses ini melibatkan pengulangan langkah pewarnaan dan penghilangan malam lilin untuk bikin motif yang rumit dan indah. 

    Batik ialah warisan budaya yang penting dan sering dibuat dalam pabrik tekstil untuk menyanggupi seruan pasar yang luas.

    Demikian sedikit ulasan wacana macam - macam ungkapan di pabrik tekstil beserta artinya.






    Sumber http://www.samiinstansi.com